Wejangan Ki Warseno Slenk Untuk Laskar Budaya
Sebagai masyarakat dengan kultur budaya Jawa tentunya membuka lebar pemikiran kita dalam menerima wejangan yang masuk akal dan mengarah ke sisi positif. Kali ini sangat beruntung, pasalnya laksar budaya mendapatkan wejangan dari dalang kondang, Ki Warseno Slenk. Dijumpai setelah pentas Wayang Kulit di Padepokan Aji Tirta Wening (ATW), Pengging, Boyolali pada Rabu siang (03/02/2022) secara solid beliau menjelaskan tentang seharusnya laksar budaya bersikap diera modernisasi.
Selesai mementaskan Wayang Kulit dengan lakon Pangaribawaning Catur Dharma Ki Warseno Slenk dengan elegan menghampiri awak media, yang agaknya haus akan jawaban dari segala susunan daftar tanya mereka, dari sana kami berkesempatan meminta wejangan pada dalang yang saat ini tengah studi doktor di UNS itu. Menurut Ki Warseno Slenk laskar budaya harus kreatif dan bersinergi dengan beberapa macam aspek.
“Dewasa ini kita dituntut untuk kreatif, terlebih lagi para praktisi kebudayaan. Mari bersama kita kemas suatu pertunjukan yang lebih baik, kemudian sajikan dengan tema yang up to date agar menarik para generasi milenial. Kemudian satu lagi, era modern saat ini sebenarnya banyak aspek pendukung agar suatu pertunjukan kebudayaan terlihat indah, misalnya dengan tata artistik, pemilihan diksi, dan media, semua aspek itu baiknya bersinergi agar budaya yang notabene tradisional tetap dapat disuguhkan hingga saat ini” ungkap Ki Warseno Slenk
Ki Warseno Slenk juga mengutarakan kegelisahannya akan banyak generasi milenial yang kehilangan etika dan moral, fenomena tersebut yang menjadi faktor pemilihan tokoh Kresna dalam sajian pentasnya. “Kresna dari dasar tembung (kata) ‘kres’ itu tajam ‘na’ itu terang. Nah, jadi ditengah pergolakan generasi milenial akan lunturnya etika dan moralitas, perlu ada tokoh yang tajam menasehati mereka agar cepat kembali kejalan yang lebih terang” pungkasnya. (Rensi)