Page Detail

Usung Tema Proklamasi Kemerdekaan dan Nasib Swapraja di Indonesia, FIB UNS Gelar Webinar

Usung Tema Proklamasi Kemerdekaan dan Nasib Swapraja di Indonesia, FIB UNS Gelar Webinar

 

Dalam rangka memperingati Kemerdekaan Indonesia ke-75, Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Sejarah, Universitas Sebelas Maret (UNS) bekerja sama dengan Laboratorium Sejarah UNS mengadakan diskusi tentang nasib swapraja di Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, baik yang ada di Jawa maupun luar Jawa. Diskusi ini dikemas  dalam bentuk webinar dengan mengambil tema Proklamasi Kemerdekaan dan Nasib Swapraja di Indonesia.” Kegiatan ini dilaksanakan hari Rabu, (12/08/2020) pukul 09.00-12.00 WIB dengan menggunakan media zoom dan disiarkan secara langsung lewat kanal YouTube UNS.

Narasumber dalam acara webinar ini antara lain, Dr. Susanto, M.Hum dari Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS Surakarta yang membahas mengenai Proklamasi Kemerdekaan RI dan Nasib Swapraja di Surakarta. Pembicara kedua, Dr. Sri Margana, M.Phil dari Departemen Sejarah FIB Universitas Gadjah Mada Yogyakarta membahas mengenai Proklamasi Kemerdekaan RI dan Nasib Swapraja di Yogyakarta. Pembicara terakhir, Prof. Dr. Anak Agung Bagus Wirawan, SU dari Prodi Sejarah FIB Universitas Udayana, Denpasar, Bali yang membawakan materi mengenai Proklamasi Kemerdekaan RI dan Nasib Swapraja di Wilayah Sunda Kecil (Bali dan sekitarnya)

Menurut  M. Bagus Sekar Alam, S.S. M.Si,  Dosen Ilmu Sejarah UNS, sekaligus moderator acara webinar ini mengatakan, tujuan diadakan acara ini sebagai bentuk merefleksikan kembali  arti penting daerah-daerah swaparaja dalam panggung sejarah nasional, khususnya di Surakarta, Yogyakarta dan  Sunda Kecil (Bali dan sekitarnya) atas sikap mereka dalam merespon Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945. “Dengan diselenggarakan acara webinar ini, diharapkan peserta memiliki pengetahuan dan pemahaman historis tentang eksistensi daerah-daerah swapraja di Indonesia dari dulu sampai sekarang, ” terangnya.

Daerah swapraja sendiri merupakan suatu wilayah yang memiliki pemerintahan yang mandiri berdasarkan hak-hak tradisional dan diakui sebagai wilayah otonom pada masa kekuasaan kolonial, baik pada masa kolonialisme Belanda maupun Jepang. Keberadaan wilayah swapraja sendiri tersebar diberbagai daerah seluruh Indonesia.

Prof. Dr. Anak Agung Bagus Wirawan dalam satu presentasinya menjelaskan nasib swapraja di Sunda Kecil dibagi menjadi beberapa periodisasi. Pertama, periode RI (1945-1950), periode NIT (1946-1960), periode RIS (1949-1950) dan periode NKRI (1950-sekarang). Menurutnya, nasib swapraja diberbagai daerah pasca Proklamasi Kemerdekaan RI menggambarkan hubungan pemerintahan pusat dan daerah berlangsung secara dinamis” ungkapnya.

Kemudian Dr. Susanto menggaris bawahi bahwa keberadaan swapraja memiliki kontribusi  besar terhadap kelangsungan eksistensi Republik Indonesia dewasa ini. Baik berupa, aset tanah, kekayaan alam dan sejarah dari sistem pemerintahannya. Dosen Prodi Ilmu Sejarah FIB, UNS ini juga menegaskan sebagai fakta dan sumber sejarah, pengetahuan historis daerah-daerah swapraja di Indonesia masih dibutuhkan sebagai arena edukasi dan riset, khususnya di Surakarta. Alasan inilah yang melatarbelakanginya Prodi Sejarah FIB UNS mengagas berdirinya laboraturium Vorstenlanden.