Page Detail

Tribute to Dr. Susanto, Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS Gelar Diskusi

Tribute to Dr. Susanto, Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS Gelar Diskusi

Program Studi (Prodi) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) mewarnai dengan indah jelang masa purna tugas Dr. Susanto, S.S., M.Hum. (Kepala Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS masa jabatan 2019-2023) dengan adakan diskusi, kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini (10/12/2024) mengangkat tema diskusi tentang Kutha Sala: Identitas Simbol dan Budaya.

Ketua Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS, Dr. Waskito Widi Wardojo, S.S., M.A. dalam laporan kegiatannya menyampaikan bahwa masa purna hanya persoalan waktu, namun kegiatan semacam ini dapat kita kenang sebagai peninggalan yang indah. “Diskusi ini akan menambahkan wawasan kita tentang sejarah kota Solo,” terangnya.

Diskusi ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Penelitian FIB UNS, Prof. Dr. Djatmika, M.A. beliau menyampaikan kekaguman pada Dr. Susanto, bahwa beliau banyak memberikan warisan ilmu pada kita semua. Dalam diskusi ini mengundang M. Aprianto, S.S., M.A. dan M. Fatih Abdul Bari, S.Hum, M.A. keduanya merupakan alumnus sekaligus penggiat sejarah di Solo.

Diskusi pertama dibuka oleh Dr. Susanto dengan menjabarkan tentang Catatan Diskusi Kutha Sala, narasumber kedua, Fatih, menerangkan tentang Kanonisasi Budaya Melalui Kacamata Poskolonial. Fatih mengatakan bahwa kanonisasi memiliki tempat penting dalam historiografi.

“Dibaca dari perspektif poskolonial. Kanonisasi Budaya memberikan narasi historis padat yang dapat didekati melalui pendekatan hibriditas, resistensi kultural, identitas, dan mekanisme kolonial. Kanonisasi Budaya memberikan suatu perspektif poskolonial yang distingtif jika dibandingkan dengan tulisan dengan topik serupa,” papar Fatih.

Diskusi ini dipungkasi oleh Aprianto dengan menjabarkan materinya tentang etimologi kata Solo. Beliau mengatakan bahwa penyebutan Sala, Solo, dan Suarakarta itu menunjukkan suatu proses perubahan kebudayaan dan seagala yang melingkupinya. Nama tersebut merujuk pada suatu pemahaman tentang suatu lingkungan yang terus subur dan tidak akan habis mata airnya. (Humas FIB UNS)