Page Detail

“Tenang” Menempatkan Mahasiswa Sastra Indonesia Menjadi Penulis Puisi Terbaik Tingkat Nasional

“Tenang” Menempatkan Mahasiswa Sastra Indonesia Menjadi Penulis Puisi Terbaik Tingkat Nasional

“Ironi, baginya tenang itu hal lelah sebab ia kalah telah melepas rumah” sebuah penggalan puisi dari mahasiswa Program Studi (prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Viola Yngwie Oriordan. Puisi yang berjudul Tenang menghantarkan Yngwie menjadi penulis puisi terbaik dalam Event Cipta Puisi Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh CV. Safana Media Loka pekan lalu (27/08/2022).

Melalui puisi ciptaannya mahasiswa prodi Sastra Indonesia angkatan 2020 ini menceritakan sebuah sudut pandang yang beranggapan bahwa, keputusan terkadang menghadirkan sebuah adaptasi, tidak jarang dalam prosesnya malah membuat si pengambil keputusan merasa hilang. Namun, jika boleh kita sadari bahwa ketepatan keputusan, bertumpu dari kerja keras melawan zona nyaman.

“Di dalam puisi yang berjudul Tenang ini singkatnya menceritakan tentang sebuah keputusan yang harus dilakukan agar tidak terjebak dalam suatu keadaan. Mungkin akan sedikit membuat kita merasa “hilang”. Namun, nantinya kita akan tahu bahwa tenang itu adalah jawaban dari setiap yang hilang” jelas Yngwie ketika wawancara melalui aplikasi Whatsapp pada Minggu tengah hari (28/08/2022)

Gadis kelahiran Boyolali ini juga mengutarakan terima kasihnya pada prodi yang memberikannya sebuah fondasi kokoh dan suatu estetika struktur. “Dari semester pertama sampai sekarang, ada beberapa mata kuliah dan beberapa dosen yang memberikan referensi dan saran terkait bagaimana menulis puisi dengan baik. Dari situ, saya bisa selalu belajar untuk menulis puisi yang lebih baik lagi” paparnya.

Lomba cipta puisi yang diadakan oleh CV. Safana Media Loka ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Sebelum menutup obrolan, Yngwie juga memberikan pesan bagi Laskar Budaya untuk menuangkan ide mereka dalam puisi. “Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati, dengan menulis puisi kita bisa mengungkapkan perasaan yang tidak mampu diucapkan” tutup Yngwie. (Rensi)