Tas Rotan Bawa Mahasiswa Sastra Indonesia FIB, Lolos Pendanaan KIBM Tahun 2020
Setapak langkah pasti mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UNS, membubuhkan jejak semangat yang patut dicontoh, Fitri Icha Masdita mengusung kerajinan tas dari rotan dengan judul proposal Go Rattan, dinyatakan masuk dalam daftar proposal yang lolos pendanaan KIBM tahun 2020 dalam surat keputusan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 1953/JP/TU/2020, tertanggal (5/10/2020). Setiap keberhasilan pasti terdapat faktor yang dapat diceritakan dan dibagi kemudian ditularkan. Berikut derai keringat dan air mata mahasiswa semester 7, yang patut kita contoh dan terapkan dalam tapak perjalanan dibidang bisnis.
Gadis jelita kelahiran Bondowoso, Jawa Timur ini melihat aspek dalam bidang bisnis sebagai seni, dinamika bisnis membuat Icha kasmaran dan mamacunya untuk menggarap Go Rattan. “Menurut saya, bisnis adalah sebuah seni. Letak seninya ketika saya bisa menemukan sebuah problem dan saya memberikan solusi untuk solve problem tersebut dengan menawarkan produk atau jasa. Selain itu, melalui berbisnis kita bisa berkolaborasi dengan banyak orang. Misalnya, dengan kelompok pengrajin tertentu dan membuat teamwork. Dari hal itu saya jadi greget mengerjakan Go Rattan” ungkapnya.
Semua pasti sepaham bahwa menyusun proposal kemudian dinyatakan lolos pendanaan KIBM tidak mudah, lewat lantunan penuturan yang semangat Icha menjelaskan faktor utama proposal bisa lolos, adalah dengan membuatnya secara tersetruktur dengan sistematis. “Salah satu strategi khususnya adalah dengan membuat proposal yang terstruktur. Jadi bisa dimulai dari kejelasan produk, target market, strategi marketing, branding, cashflow dan prospek keberlanjutan bisnis yang sedang dirintis. Kita anggap juri KIBM adalah angle investor yang sedang dibidik, jadi kita harus mempersiapkan proposal dengan sebaik-baiknya” paparnya.
Pemasaran Go Rattan sendiri sudah menembus pasar luar negeri. Misal saja, Malaysia, Philipina, Singapore dan Turki. Untuk sistem pemasaran dilakukan secara online, tas dari rotan dipandang sangat unik dan nyentrik namun tetap stylish. Hal itulah yang menjadi salah satu faktor produk ini dilirik banyak kalangan, adapun proses produksi dibantu oleh pengrajin rotan dari Bali dan Lombok.
“Saya tertarik pada rotan sebagai bahan baku produk ini karena, untuk memberdayakan pengrajin dan menggaungkan produk lokal bisa diekspor ke luar negeri. Sistem produksinya dilakukan secara pre order dan ready stock. Khusus untuk orderan dalam jumlah besar, biasanya pre order 7-14 hari. Klient kami mayoritas berasal dari luar negeri. Permintaan tertinggi dari negara Malaysia, Philipina dan Turki” jelasnya
Torehan prestasi ini semoga mampu memberikan motivasi serta semangat kepada mahasiswa. Pesan manis diutarakan mahasiswi yang hobi membaca ini bahwa, setiap pelaku bisnis harus kritis dan tepat melihat peluang. “Be brave dan lihatlah peluang bisnis itu selalu ada. Kalau kata Jack Ma, Peluang-peluang yang tidak dapat dilihat semua orang adalah peluang-peluang yang sesungguhnya” pungkasnya.