Tanamkan Kepedulian pada Lingkungan, RG Sastra dan Budaya FIB UNS ajak Outbound Masyarakat Kampung Batik Laweyan
Keasrian lingkungan harus dijaga dan dilestarikan, salah satu cara yang relevan adalah dengan memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa lingkungan itu penting, lingkup di mana mereka hidup dan melangkah di gulir peradaban. Berangkat melalui hal tersebut Program Studi (prodi) Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam Riset Grup (RG) Sastra dan Budaya Jawa FIB UNS mengemas kegiatan sosialisasi lingkungan dengan tajuk Outbound Capacity Building, Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi: ceramah, praktik, simulasi, dan pemanfaatan material kreatif dalam kegiatan outbound dengan peserta masyarakat Kampung Batik Laweyan yang diadakan pada Minggu pagi (21/05/2023) di Perkemahan Pleseran Tawangmangu, Karanganyar.
Disambut suasan syahdu berbalut kabut Tawangmangu Dr. Prasetyo Adi Wisnu Wibowo, S.S., M.Hum., sebagai anggota RG, membeberkan maksud kegiatan ini adalah memberikan pemahaman pada masyarakat Kampung Batik Laweyan tentang lingkungan hijau yang asri. “Berdasarkan seluruh permasalahan yang diendentifikasi, telah disepakati bersama bahwa ada beberapa permasalahan yang harus diselesaikan. Melalui pengabdian ini kami memberikan sosialisasi penanaman rasa kecintaan warga masyarakat di Kelurahan Laweyan untuk belajar mengenal, memahami dan mencintai lingkungan yang hijau, indah, dan asri” ungkapnya.
Dr. Suyatno, M.Si, Ketua Pengabdian RG Sastra dan Budaya Jawa FIB UNS, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan upaya masyarakat akademik memberikan pengabdian serta pemahaman bahwa dari lingkungan yang asri akan mendatangkan banyak rezeki. “Dengan perencanaan kawasan yang lebih baik, hijau, asri, indah Kampung Batik Laweyan mampu menawarkan beragam jenis wisata yang lebih tertata dan mampu melayani kebutuhan pengunjung dalam pelayanan yang maksimal, sekaligus membuat Kampung Batik Laweyan tetap lestari dengan peninggalan budaya dan sejarah serta kesejahteraan masyarakat berbasis bisnis batik ini menjadi lebih meningkat” imbuhnya.
Kegiatan ini juga mengajak serta RG Kajian Budaya Prodi S-2 Kajian Budaya UNS, selain menggenapi program Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan ini juga termasuk upaya masyarakat akademik menanamkan budaya hijau atau merawat lingkungan. Dr. Prasetyo mengutip pendapat dari Warren (1997) bahwa ketika manusia mendatangkan malapetaka lingkungan pada dunia, maka dialah pihak yang pertama kali merasakan dampak dari penghancuran tersebut, dan mereka harus membayar harga yang mahal, karena merekalah yang sebenarnya harus memelihara dunia. (RG Sastra dan Budaya Jawa/Gar/Rensi)