Seminar dalam Rangkaian Kegiatan Festival Budaya, Kerjasama Fakultas Ilmu Budaya, UNS dan Xihua University, China Berjalan Lancar
Seminar (webinar) dengan mangangkat pembahasan budaya Jawa dan China, melalui karya sastra dan prespektif antropolgi pangan berlansung dengan lancar. Acara ini merupakan rangakaian kegiatan pertama festival budaya dalam merekatkan budaya Jawa Indonesia dan Bashu Tiongkok, yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB), UNS bersama Fakultas Sastra dan Jurnalistik Xihua University pada Kamis (26/11/2020), hadir sebagai narasumber Dr. Dwi Susanto, S.S., M.Hum dan Dr. Marimin, M.Si, dimoderatori oleh Dian Prasetyo Adi, B.Ed., MTCSOL.
Mengingat kegiatan ini juga disaksikan oleh pihak Xihua University, jalannya seminar juga menggunakan dua bahasa, Indonesia dan Mandarin. Kegiatan ini digelar secara luring terbatas di Ruang Seminar Gedung 3 FIB UNS dan juga disiarkan lansung melalui Zoom Cloud Meeting dan kanal Youtube FIB.UNS. sebagai narsumber pertama, Dr. Dwi Susanto memaparkan materinya berjudul Narasi Cerita Liang Shanbo dan Zhu Yingtai dalam Tradisi Masyarakat Jawa
Dalam materinya dosen yang juga kepala prodi Sastra Indonesia itu mengulas interaksi tradisi Tiongkok dengan Nusantara (Jawa) telah terbukti ada sejak berabad-abad lalu. Fakta tersebut memberikan bukti bahwa interaksi kebudayaan tradisi Tiongkok telah terjadi dan melebur dalam identitas masyarakat Jawa yang berlapis-lapis. “Hal ini dapat dibuktikan melalui penelitian para ahli seperti Salmon tentang kata pinjaman dalam bahasa Cina dan bahasa Jawa, lalu Wiryamartana juga memaparkan tentang persamaan tata naratif sastra Jawa Kuna dengan sastra klasik Cina, dan berbagai penelitian lain tentang seni kuliner, arsitektur, pertanian, fashion (batik), dan lain-lain” jelasnya.
Dr. Marimin sebagai pemapar kedua menjelaskan tentang Akulturasi Budaya Seni Kuliner Jawa-Tiongkok (Perspektif Antropologi Pangan). Dalam pemaparannya dosen D-3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Sekolah Vokasi UNS itu menyinggung, tentang kuliner Bebek Paking dan Sanbeji, keduanya merupakan deskripsi kesamaan akulturasi dari Jawa dan Tiongkok.
“Kekayaan seni kuliner China hampir sebagian besar dapat diterima oleh Etnis Jawa dan bahkan menjadi suatu kebiasaan yang melekat pada kehidupan keseharian. Misalnya, Bebek Paking dan Sanbeji keduanya bisa dipermudah dengan sebutan bebek bakar, namun dengan jenis penyajian yang berbeda. Hal ini bisa menjadi gambaran kesamaan akulturasi dari Jawa dan Tiongkok” paparnya.
Kegiatan hasil kolaborasi antar Fakultas Ilmu Budaya, UNS dan Xihua University, China ini belum berakhir, dalam agendanya tercatat kegiatan pentas seni masih akan dilaksanakan pada, Jumat (27/11/2020). Acara pentas seni meliputi, pementasan Barongsai dari grup Macan Putih, Solo, dan malamnya disusul pementasan Wayang Kulit dengan lakon GathutkacaWinisuda dengan dalang Ki Lucky Gusta Yoga dan Ki Sofiyan Aditiya Firman. Seluruh kegiatan dilakukan secara virtual dan tetap menggunakan protokol kesehatan. (Rensi)