Sastra Panji di Kupas oleh Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB UNS dalam Jagongan RRI Surakarta
Seni sastra merupakan salah satu instrumen yang dapat memperkokoh budaya bangsa, berangkat dari latar belakang tersebut Dosen Program Studi (prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr. Trisna Kumala Satya Dewi, M.S. menjadi narasumber di Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta dalam program Jagongan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat pagi (14/07/2023) secara langsung di jaringan 95.2 FM.
Kegiatan pegabdian Riset Grup Filologi FIB UNS ini terwujud karena kerja sama yang sudah terjalin antara FIB UNS dengan RRI Surakarta. Dr. Trisna dalam Jagongan mengusung pembahasan tentang Sastra Panji dalam Budaya Agraris, Sastra Panji bercerita tentang Panji dan Sekartaji (Galuh Candrakirana) yang merupakan perwujudan Batara Wisnu dan Batari Sri (Dewi Sri) untuk mendamaikan dunia manusia.
Sastra Panji dapat dikaitkan dengan budaya agraris (pertanian) bahwa sosok Panji dan Sekartaji dimaknai sebagai simbol kesuburan. Masyarakat yang berkultur Jawa mengekspresikan rasa hormatnya itu dengan mengadakan pertunjukan seni, bersih desa, dan upacara ritual adat. “Dalam ritual pertanian maka Panji dan Sekartaji merupakan simbol kesuburan, salah satu esensi cerita Panji adalah sebagai simbol penyatuan dan harmoni. Aktualisasi tradisi Panji tersebut dimanifestasikan oleh sebagian masyarakat Nganjuk dalam nyadran (bersih desa) dengan pertunjukan Wayang Timplong Panji Sekartaji (lakon Sekartaji Kembar)” papar Dr. Trisna.
Dr. Trisna jelang pungkas juga memaparkan bahwa pada era sekarang, fungsi seni pertunjukan tersebut masih tetap hidup, misalnya pertunjukan Wayang dan upacara (ritual) nyadran. Selain itu beliau juga menjelaskan tentang tardisi tulis naskah, Panji dan Sekartaji berkaitan dengan budaya agraris terekam dalam naskah Serat Kanda dan Serat Jayakusuma. Kedua serat ini menceritakan tentang penitisan Dewa Wisnu dan Bathari Sri di dunia. Keduanya mempunyai tugas untuk membuat dunia “sejahtera”. Dalam Serat Jayakusuma terdapat mitologi tentang padi (pangan) dan terjadinya musuh tanaman padi atau yang disebut “hama wereng”. (Gar/Rensi)