Page Detail

Prodi Sastra Inggris FIB UNS Gelar English Department Webinar 2021 Bertajuk Language, Literature, and Culture in The Era of Disruption

Prodi Sastra Inggris FIB UNS Gelar English Department Webinar 2021 Bertajuk Language, Literature, and Culture in The Era of Disruption

Pandemi Covid-19 bukan halangan namun menjadi peluang. Peluang guna menciptakan suatu kegiatan yang positif, untuk mengukir peradaban menjadi lebih gemilang. Sama halnya seperti prodi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS Surakarta, melalui ruang virtual Zoom Cloud Meeting mengadakan webinar bertajuk English Department Webinar 2021: Language, Literature, and Culture in The Era of Disruption pada Rabu pagi (15/09/2021) pukul 09.00 WIB. Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini antara lain, Hywel Coleman dari Leeds University, Inggris; Ivan Lanin, direktur utama Narabahasa; dan Yuyun Kusdianto, dosen prodi Sastra Inggris, UNS.

Ketiga narasumber membahas mengenai bagaimana keadaan dan perkembangan bidang bahasa, sastra, dan budaya di era disrupsi sesuai dengan latar belakang kepakaran masing-masing. Misalnya, Hywel Coleman dalam pemaparaannya, dia menayakan tentang istilah revolusi industri 4.0 dan perlunya mengkritisi istilah tersebut. “karena ciri-ciri dari masyarakat pada era revolusi industri 4.0 sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala” ungkapnya.

Hywel  juga menyoroti matinya bahasa lokal karena serbuan bahasa asing yang menjadikan orang terasing di negara mereka sendiri. “Ada sebuah ilustrasi gambar orang tua yang terpeleset, akibat lantai yang licin karena tengah dibersihkan (dipel), sebenarnya ada peringatan namun berbahasa Inggris (caution wet floor). Era globalisasi memang menuntut kita untuk mampu menguasai bahasa asing, namun jangan mengesampingkan belajar dan mendalami bahasa kita sendiri” tambahnya.

Kemudian Ivan Lanin memaparkan tentang bagaimana bidang bahasa dapat berperan dan ikut ambil bagian di era industri 4.0. Ivan  juga menjabarkan beberapa bidang pekerjaan dan peluang usaha pada bidang bahasa yang dapat dikembangkan dengan dukungan mesin pintar, otomatisasi, dan big data. Sedangkan Yuyun Kusdianto menyentil fenomena kurangnya minat mahasiswa memilih pemfokusan bidang Sastra di Prodi Sastra Inggris FIB UNS, dibandingkan ketiga penjurusan lainnya yaitu Lingusitik, Ilmu Penerjemahan, dan Kajian (Wilayah) Amerika pada prodi Sastra Inggris.

Kegiatan rutin tahunan yang diadakan oleh Sastra Inggris ini diikuti oleh kurang lebih 350 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia (Jawa, Sumatera, bahkan hingga Papua), terdiri dari berbagai profesi dan latar belakang, utamanya para akademisi dan mahasiswa. (Rensi)