Prodi S-3 FIB UNS dan UNUD Angkat Erotisme dan Perbedaan Kelas Sosial dalam Seminar Narasi Budaya Seri Tiga
Kerja sama merupakan cara yang paling efektif dalam dunia pendidikan untuk mencipta kegiatan yang segar dan dianggap mampu menambah wawasan keilmuan, hal tersebut yang tercermin dari Program Studi (prodi) S-3 Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang merajut kerja sama dengan Prodi S-3 Kajian Budaya FIB Universitas Udayana (UNUD), berhasil menggelar Narasi Budaya-Seminar Nasional Mahasiswa Kajian Budaya hinga mencapai seri ketiga (17/05/2024).
Narasi Budaya seri tiga kali ini mengundang Ucik Fuadhiyah (Mahasiswa Prodi S-3 Kajian Budaya FIB UNS) dan Evelyn Yang (Mahasiswa Prodi Doktor Kajian Budaya FIB UNUD) sebagai narasumber. Kegiatan kali ini mengusung tema pembahasan tentang Kajian Erotisme dalam Puisi Jawa Modern, Perbedaan Kelas dalam Film Korea “Parasite”. Kepala Prodi (kaprodi) S-3 Kajian Budaya FIB UNUD, Prof. I Nyoman Darma Putra, Ph.D. dan Kaprodi S-3 Kajian Budaya FIB UNS, Dra. Sri Kusumo Habsari, M.Hum.,Ph.D, membuka Narasi Budaya seri tiga dengan harapan semoga diskusi berjalan lancar dan akan memberikan pelbagai pemahaman baru dari sudut pandang kajian budaya.
Ucik mengawali diskusi dengan mengupas materi tentang Kajian Erotisme dalam Puisi Jawa Modern. Kajian Ucik terfokus pada puisi berjudul Balada Juwariyah Kembang Pelanyah karya Poer Adhie Prawoto dan Wayah Pensiun karya Rini Tri Puspohardini. “Melalui kajian ini saya ingin mengungkap realita kehidupan wanita pelanyah atau pelacur yang digambarkan dan muncul dalam teks puisi Jawa modern” paparnya.
Kajian ucik menyimpulkan bahwa dalam kedua puisi tersebut menggambarkan bahwa faktor utama wanita menjalani profesi sebagai pelacur karena memiliki tekanan masalah yang kompleks. “Melalui kedua puisi ini kita bisa simpulkan bahwa seorang wanita yang menjadi pelacur itu karena terpaksa atau dipaksai oleh keadaan terutama persoalan himpitan ekonomi” jelasnya.
Narasumber kedua, Evelyn Yang, memaparkan materi tentang Perbedaan Kelas dalam Film Korea “Parasite”. Melalui materinya beliau mejelaskan tentang perbedaan kelas sosial yang sangat kentara dari gambaran dua keluarga yang berbeda. “Film ini begitu jelas dalam penggambaran perbedaan kelas, orang kaya memiliki rumah yang nyaman dan mewah sedangkan keluarga miskin tinggal di bawah tanah” ungkapnya.
Kegiatan yang dilakukan secara daring melalui platform Zoom Cloud Meetings ini dihangatkan oleh sesi tanya jawab antara peserta yang terdiri dari Mahasiswa Prodi S-3 Kajian Budaya FIB UNS dan UNUD, serta peminat kajian budaya. Prof. Dr. Anak Agung Ngurah Anom Kumbara, MS., sebagai Dosen Prodi S-3 Kajian Budaya FIB UNUD, menutup Narasi Budaya seri ketiga. Melalui Narasi Budaya kita dapat memahami prespektif baru tentang sudut-sudut budaya dari suatu daerah yang disuguhkan melalui beberapa kajian ilmiah. (Humas FIB UNS)