Page Detail

Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS gandeng Migrant CARE dan FISIP UNS  gelar Diskusi tentang Pekerja Migran Indonesia

Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS gandeng Migrant CARE dan FISIP UNS gelar Diskusi tentang Pekerja Migran Indonesia

Berangkat dari permasalahan pekerja migran yang kompleks, mahasiswa diajak untuk meneliti lebih dalam pelbagai hal tersebut untuk dituangkan dalam suatu wadah penelitian, Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) bergandeng dengan Migrant CARE dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS menggelar seminar bertajuk Sosialisasi dan Pendidikan Publik Kebijakan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia dalam Kerangka Global Compact for Safe, Orderly and Regular Migration dan ASEAN.

Kegiatan ini dilakasanakan pada Kamis pagi (12/10/2023) di Ruang Sidang Gedung I. Suharno FIB UNS dan disiarkan secara langsung melalui aplikasi Zoom. Diskusi yang dimoderatori oleh Plt. Kepala Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS, Dr. Waskito Widi Wardojo, S.S., M.A. ini mengundang Aris Arif Mundayat Ph.D. (Dosen Prodi Sosiologi FISIP UNS), Insiwi Febriary Setiasih, S.S., M.A. (Dosen Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS) dan Wahyu Susilo, S.S., M.A. (Direktur Eksekutif Migrant CARE)  sebagai narasumber.

Mulyadi, Selaku Dewan Pengurus Migrant CARE, mengajak para peserta yang terdiri dari Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah  FIB UNS (semester lima) dan Mahasiswa Prodi Sosiologi FISIP UNS (semester lima dan tujuh) untuk melakukan diskusi lebih mendalam tetang pekerja migran. “Migrant worker dapat kalian (peserta) jadikan objek kajian, karena itu kami lakukan sosialisasi bagi para warga akademik agar teman-teman semua dapat mengangkat masalah pekerja migran di ASEAN khususnya dalam sebuah karya” paparnya.

Ungkapan senada juga diutarakan oleh Plt. Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FIB UNS, Prof. Dr. Tri Wiratno, M.A., melalui sambutannya mengajak para mahasiswa untuk mengangkat permasalahan pekerja migran dalam skripsi atau tesis. “Saya ingin bercerita sebentar tentang migrant worker, kala itu saya diundang sebagai dosen tamu di Hong Kong Polytechnic University bertemu beberapa pekerja migran di sana, mereka bercerita banyak hal tentang kegembiraan bahkan kesedihan. Nah, di Hong Kong juga terdapat majalah yang menjadi wadah para pekerja migran untuk menumpahkan semua keluh kesah, melalui peristiwa itu dapat kita lihat bahwa terdapat hal yang menarik untuk dikaji sebagai skripsi ataupun tesis” ungkapnya.

Sesi pemaparan dibuka oleh Aris, dalam materinya beliau memaparkan tentang Global Compact untuk keamanan, ketertiban, dan migrasi reguler. “Prinsip-prinsip Global Compact for Migration (GCM) mencakup perlindungan hak asasi manusia, peningkatan non-diskriminasi, dan pengakuan atas sifat rumit migrasi sebagai fenomena global yang memerlukan upaya kolaboratif antar pemerintah” jelasnya.

Insiwi dalam pemaparannya membahas pekerja migran dalam prespektif sejarah, melalui materinya yang berjudul Migrasi Orang-orang Indonesia dalam Arus Sejarah menjelaskan dengan terperinci sejarah orang-orang Indonesia yang dikirim ke negeri asing untuk dijadikan pekerja. Narasumber terakhir, Wahyu yang juga merupakan Alumni Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS, mengupas materi tentang Masa Depan Pekerja Migran di Kawasan ASEAN.

“Mari kita lihat lebih dekat, di sana akan kentara bahwa pekerja migran di ASEAN itu berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan namun belum mendapatkan pengakuan dan perlindungan, pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN dibasuh oleh keringat pekerja migran dari sektor infrastruktur, perkebunan, perikanan, jasa, perawatan dan pengasuhan” kata Wahyu melalui pemaparannya.

Wahyu juga menambahkan bahwa, sementara ini insturem hak asasi manusia internasional masih sangat terbatas, untuk menyusun formulasi guna memastikan perlindungan bagi pekerja migran. Solusinya adalah memaksimalisasikan komitmen global di ASEAN. “Komitmen global tersebut bisa menjadi landasan ataupun pijakan untuk mengkonsolidasikan dan memberi tenaga pada modalitas ASEAN, terkait pekerja migran dengan menyusun Peta Jalan ASEAN mengenai perlindungan pekerja migran sebagai bagian yang tak terpisahkan” imbuhnya.

Antusias peserta terbingkai dalam sesi tanya jawab, sesi terakhir diisi dengan foto bersama.  Kegiatan ini merupakan salah satu cara fakultas untuk memberikan pemahaman lebih dalam pada mahasiswa tentang pekerja migran, mahasiswa diharapkan mendapat stimulan untuk menghasilkan karya yang dapat digunakan sebagai salah satu alat, agar gerakan buruh migran lebih solid menapak sebagai bagian dari gerakan sosial untuk mewujudkan keadilan global. (Gar/Rensi)