Prodi BMKT FIB UNS Serius Godog Pengelolaan Jurnal Sinolingua dengan Adakan Workshop Secara Komprehensif
Menindaklanjuti kinerja jangka panjang dari Program Studi (prodi) Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok (BMKT) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk mencerdaskan bangsa dalam ranah penelitian sinologi diadakan kegiatan bertajuk Workshop dan Teknis Pengelolaan Jurnal Sinolingua. Bertempat di Classroom 3 lantai 5 Gedung Ki Hadjar Dewantara Tower UNS kegiatan ini menghadirkan Dr. Mohtar Yunianto, S.Si, M.Si. (Koordinator Bidang Akreditasi Nasional UPPJ LPPM UNS) dan Akas Anggita, S.P. (Asisten UPPJ LPPM UNS) sebagai narasumber.
Kepala Prodi BMKT FIB UNS, Dr. M. Bagus Sekar Alam, S.S., M. Si. dalam sambutannya menyatakan harapannya melalui kegiatan ini kedepan Sinolingua lebih baik dari segi pengelolaan dan kualitas. "Kita adalah prodi baru yang percaya diri mengambil langkah untuk mengelola jurnal, karena percaya pembahasan tentang Chinese studies memiliki kekhasan. Hal tersebut mendorong Sinolingua bisa tembus Scopus" ungkapnya.
Narasumber pertama Dr. Mohtar Yunianto juga sependapat dengan Dr. M. Bagus Sekar Alam yang menyatakan Sinolingua memiliki nilai tersendiri karena mengkaji tentang Chinese studies, beliau dalam pembahasannya juga menyinggung tentang kondisi jurnal di UNS dan aspek pengelolaan & Website jurnal yang mesti dipenuhi untuk menyokong agar lebih tertata.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari (30-31/05/2023) pada hari kedua Akas Anggita menyinggung tentang petunjuk dan pengelolaan penulisan sekaligus monitoring tim Sinolingua dalam melakukan praktik pengelolaan jurnal. Rudiansyah, S.S., M.Hum., Dosen Prodi BMKT FIB UNS sekaligus inisiator jurnal Sinolingua menambahkan bahwa dewasa ini budaya menulis mengalami kemerosotan terutama terkait Chinese studies, untuk itu (Prodi BMKT FIB UNS) menggodok dengan serius pengeloaan jurnal dengan harapan dapat lahir sebagai upaya penerangan, sekaligus langkah strategis dalam kesiapan menuju proses akreditasi nasional dan reputasi internasional sekaligus menjadi bibit semangat untuk para peneliti mengkaji tentang Chinese studies. (Gar/Rensi)