Prihatin Maraknya Hoax, GR Cultural Studies & Media FIB UNS Adakan Pelatihan Bagi Ibu-ibu PKK
Derasnya laju informasi terkadang membuat banyak orang lalai memilah aspek faktual atau kebenaran suatu berita, alih-alih mendapatkan ketepatan sebagian orang malah mengantongi rasa resah dan ketidaknyamanan. Berangkat dari hal tersebut Grup Riset (GR) Cultural Studies & Media Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyelenggarakan Pelatihan Literasi Media selama enam kali dengan peserta Ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RT 02/RW01 Tanon Lor, Colomadu, Karanganyar.
Prof. Diah Kristina, M.A., Ph.D selaku ketua GR Cultural Studies & Media FIB UNS membeberkan tujuan kegiatan ini bermula maraknya hoax berupa informasi/berita palsu yang dengan mudahnya disebar melalui media sosial atau aplikasi pesan lintas platform lainnya. “Maraknya hoax informasi palsu tersebut tentu saja sangat meresahkan dan berbahaya, karena itu harus ditanggulangi dengan memberikan pemahaman melalui kegiatan ini” tuturnya.
Pelatihan tersebut merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ditemui di tengah kesibukannya Prof. Diah menjelaskan kenapa Ibu-ibu PKK yang disasar sebagai peserta dalam pelatihan, menurut beliau mereka termasuk dalam kelompok digital immigrant yang masih berusaha beradaptasi dengan teknologi. “Salah satu kelompok yang rentan terhadap penyebaran hoaks adalah ibu-ibu rumah tangga di rentang umur 35-55 tahun. Oleh karena itu, Pelatihan Literasi Media menyasar kepada ibu-ibu kelompok PKK RT 02/01 Tanon Lor, Colomadu, Kab. Karanganyar yang mempunyai demografi yang sama dengan kelompok digital immigrant tersebut.” ungkapnya.
Peserta mendapatkan materi tentang literasi media yang berbeda-beda di setiap pertemuannya, dijelaskan oleh Karunia Purna Kusciati, S.S., M.Si. Dosen Program Studi (prodi) Sastra Inggris FIB UNS, sekaligus pemateri dalam kegiatan pelatihan ini menjelaskan tentang beberapa materi yang dijelaskan antara lain, manfaat dan kekurangan internet, etika berkomunikasi di dunia maya, dan netiquette.
“Pada pertemuan pertama (22/05/2022), mereka mengenal tentang dunia internet dengan berbagai manfaat dan kekurangannya. Pada pertemuan ke dua (29/05/2022), etika di dunia maya pun diperkenalkan. Pengetahuan tentang netiquette ini penting karena seperti halnya pada dunia nyata, hubungan antar individu di dunia maya pun harus juga didasarkan pada saling menghormati dan menghargai.” terang Karunia.
Pamungkas dari rangkaian kegiatan ini dilakukan pada Minggu siang (26/06/2022), para peserta mengaplikasikan semua pengetahuan atau material yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, seperti halnya kegiatan berselancar di internet dan mengidentifikasi hoaks/informasi palsu. Para peserta merasakan manfaat dari Pelatihan Literasi Media, semakin mengerti tentang dunia internet dan digital, serta semakin waspada terhadap informasi atau berita yang mereka peroleh melalui sebaran di sosial media atau aplikasi pesan lintas platform lainnya. (Rensi)