Pentingnya Aksara Menjadi Landasan HMP PANDAWA Pentaskan Aji Saka Labuh Prasetya
Aksara menjadi aspek sentral yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dengan jelas dan tepat, hal tersebut menjadi landasan Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Daerah (PANDAWA) menggelar drama tari bertajuk Aji Saka Labuh Prasetya pada Kamis malam (30/06/2022) di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Surakarta. Ervan Dwianto selaku sutradara, menjelaskan pesan yang ingin disampaikan pada penonton dalam lakon garapannya adalah tentang pentingnya suatu kejelasan informasi dan kesetiaan seorang abdi.
Dr. Prasetyo Adi Wisnu Wibowo, S.S., M.Hum. selaku pembina HMP PANDAWA dalam sambutannya mengatakan bahwa merasa bangga dengan para pemain sekaligus penonton, kendati dipergerakan zaman yang semakin modern masih ada pelaku dan penikmat seni pertunjukan tradisional. “Mongkok lan remen sedaya saget nyengkuyung (bangga semua masih peduli dan mengapresiasi)” jelasnya.
Ervan bersama HMP PANDAWA mengaku baru pertama kali menggarap drama tari, karena itu dalam wawancara di tengah kesibukkannya mempersiapkan pementasan mengaku, memilih lakon yang minim resiko. “Kami baru pertama kali pentas, jadi memilih lakon yang sudah tenar sehingga sebagian banyak penonton sudah akrab, Aji Saka ini saya coba sajikan dengan waktu yang relatif cepat, dan mengangkat masalah secara lebih padat” ungkapnya.
Jalannya pementasan sangat rapi, terlihat dari plot tari yang runtun dan sajian dialog ringan namun bermakna. Cerita berfokus pada tokoh Dora dan Sembada yang menggenggam setia atas perintah dari Aji Saka, hingga mereka berdua terpaksa saling beradu kesaktian dan saling menumpahkan darah. Adapun koreografer drama tari Aji Saka Labuh Prasetya ini adalah Damascus Chrismas, alumnus Institut Seni Indonesia, Surakarta sekaligus salah satu penari yang mewakili tanah air di kancah Dubai Expo 2020. (Rensi)