Page Detail

Narasi Budaya Seri ke-9 Ungkap Relasi Kuasa dan Dekontruksi Citra Perempuan

Narasi Budaya Seri ke-9 Ungkap Relasi Kuasa dan Dekontruksi Citra Perempuan

Program Studi (prodi) S-3 Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Universitas Udayana (UNUD) kembali menggelar Narasi Budaya, pada seri ke-9 kali ini Narasi Budaya mengusung tema tentang Mengungkap Relasi Kuasa dalam Festival Seni Banyumas dan Dekonstruksi Citra Perempuan Ideal Bali.

Narasi Budaya seri ke-9 dilaksanakan secara daring melalui Zoom Metting pada Jumat (26/9/2025) sore, dengan menghadirkan Widya Putri Ryolita (Prodi S-3 Kajian Budaya FIB UNS) dan Ni Luh Putu Ari Sulatri (Prodi Doktor Kajian Budaya FIB UNUD) sebagai narasumber. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen FIB UNS dan FIB UNUD.

Narasumber pertama Widya memaparkan tentang Relasi Kuasa dalam Memori Kolektif: Pemanfaatan Legenda Kamandaka pada Festival Kamandaka-Ciptarasa di Banyumas, Widya menyebutkan bahwa legenda lokal tidak sekadar diwariskan, tetapi terus diproduksi ulang melalui praktik budaya.

“Festival Kamandaka-Ciptarasa merupakan medium penting dalam memelihara memori kolektif masyarakat Banyumas. Festival ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi arena di mana kuasa bekerja secara halus. Melalui simbol, narasi, dan afeksi, legenda Kamandaka dihidupkan kembali untuk memperkuat identitas dan legitimasi sosial,” jelasnya.

Ari Sulatri, sebagai narasumber kedua membentangkan materi tentang Dekonstruksi Citra Perempuan Ideal: Perspektif Pekerja Perempuan Bali ke Jepang. Melalui materinya dosen Prodi Sastra Jepang FIB UNUD itu menjelaskan tentang migrasi perempuan Bali bukan hanya fenomena ekonomi, melainkan arena untuk bernegosiasi dengan ideologi patriarki. “Citra perempuan ideal di Bali sering kali diukur dari kemampuannya menjalankan peran domestik. Tetapi ketika mereka memilih bekerja ke Jepang, perempuan Bali mendobrak konstruksi ini dan menciptakan narasi baru,” ujarnya.

Ketua Prodi S-3 Kajian Budaya FIB UNS, Dra. Sri Kusumo Habsari, M.Hum., Ph.D menutup Narasi Budaya kali ini dengan statement kegiatan ini menegaskan bahwa cultural studies mampu membongkar lapisan-lapisan kuasa dalam praktik budaya, baik melalui festival lokal di Banyumas maupun pengalaman migrasi perempuan Bali ke Jepang. Keduanya memperlihatkan bagaimana identitas, memori, dan gender selalu menjadi medan perebutan makna yang dinamis. (Humas/WD II FIB UNS)