Page Detail

Menjadi Narasumber Bimtek Konservasi Naskah di Sumatera Barat Dosen Prodi Sastra Indonesia Getol Suarakan Penyelamatan Naskah Kuno

Menjadi Narasumber Bimtek Konservasi Naskah di Sumatera Barat Dosen Prodi Sastra Indonesia Getol Suarakan Penyelamatan Naskah Kuno

Dosen Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A. turut andil untuk menjaga dan melestarikan naskah dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Konservasi Naskah di Sumatera Barat yang berlangsung selama dua hari (21-22/01/2023), Asep yang diundang sebagai narasumber, dalam materinya getol menyuarakan upaya penyelamatan naskah kuno.

Kegiatan ini digelar oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) sebagai upaya penyelamatan naskah-naskah di wilayah rawan bencana, hingga membuat naskah terkubur atau  hancur sebelum dapat dilestarikan. Sementara itu Munawar Holil, ketua Umum Manassa, menyatakan bahwa tujuan kegiatan ini untuk memberikan advokasi mengenai cara-cara pelestarian naskah yang praktis dan efektif.

“Salah satu tujuan dari digelarnya kegiatan ini untuk memberikan advokasi mengenai cara-cara pelestarian naskah yang praktis dan efektif bagi para pihak yang berkepentingan, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap bencana, selain untuk menyadarkan para pemilik naskah mengenai pentingnya merawat naskah yang dimikinya” papar Munawar.

Dosen Filologi Prodi Sastra Indonesia FIB UNS tersebut, dalam materinya secara detail menjabarkan pentingnya naskah bagi dunia pendidikan. “Naskah-naskah kuno kerap dipandang sebelah mata, padahal nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalam naskah kuno dapat dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi dan informasi. Fungsi naskah kuno antara lain sebagai dokumen bahasa, dokumen sejarah, dan dokumen budaya. Isinya juga sangat beragam, dapat berisi tentang agama, pengobatan, sastra, bahasa, hukum, sosial, politik, dan sebagainya” ungkap Asep.

Melalui pemaparan materinya Asep secara detail menjelaskan upaya pelestarian naskah dengan digitalisasi. “Terdapat tiga tahap dalam digitalisasi naskah, tahap pertama yaitu membuat versi digital dari manuskrip yang telah ditentukan atau ditemukan. Kemudian, membuat versi e-manuscripts, seperti Keebook, DigiBook, FlipBook, Flip PDF Pro, dan sebagainya. Tahap ketiga yaitu memanfaatkan isi manuskrip untuk kepentingan yang lebih luas” tambahnya.

Kegiatan ini dapat digelar berkat dukungan Dana Abadi Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kegiatan ini juga turut didukung oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam kegiatan ini diharapkan adanya kolaborasi yang berkelanjutan antara para peneliti naskah di Manassa dan para peneliti BRIN untuk memetakan naskah-naskah yang perlu menjadi prioritas baik dari sisi pelestarian maupun penelitian. (GAR)