Page Detail

Mengulik Sejarah Pengging, Dekan FIB UNS Menjadi Narasumber Diskusi Kebudayaan Pangaribawaning Catur Dharma

Mengulik Sejarah Pengging, Dekan FIB UNS Menjadi Narasumber Diskusi Kebudayaan Pangaribawaning Catur Dharma

Melantunkan diskusi tentang seni dan budaya saat ini menjadi hal yang patut selalu dilagukan, karena di derasnya arus modernisasi kedua aspek tersebutlah yang menjadi tolok ukur keaslian sebuah bangsa. Melalui latarbelakang tersebut ketiga fakultas di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta (Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), serta Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)) saling bersinergi menyajikan forum diskusi, pertunjukasn seni pewayangan, dan seni lukis dengan tajuk Pangaribawaning Catur Dharma pada Rabu siang (03/02/2022) di Padepokaan Aji Tirta Wening (ATW), Pengging, Boyolali.

Menyadari bahwa diskusi merupakan hal ampuh untuk menggempur segala permasalahan, kegiatan ini selain menyuguhkan pertunjukan Wayang Kulit dan seni lukis, juga terdapat forum diskusi dengan Dekan FIB, Prof. Dr. Warto, M.Hum hadir sebagai salah satu narasumber. Melalui penyampaian materinya, beliau mengupas sejarah Pengging yang memiliki peran penting dalam berlangsungnya peradaban kebudayaan di tanah Jawa.

“Berpayung pohon rindang dan tempat yang asri ini saya ingin bercerita tentang sejarah Pengging. Sejarah Pengging atau Kerajaan Pengging memiliki pengaruh signifikan dalam hidupnya budaya di Jawa, pasalnya Babat Tanah Jawi lahir di sini, kemudian epik cerita Rara Jonggrang dan Bandung Bondowoso dengan 1000 candi yang dibuat semalam (Prambanan). Pengging juga menjadi contoh perbedaan yang nyawiji (dapat diselaraskan) dengan munculnya tokoh Syeh Siti Jenar dengan gagasan Islam Jawanya” terang Dekan FIB.


Prof. Warto juga menyebut dua nama pujangga Jawa lama yang sangat masyur dan berdampak bagi Kesusastraan Jawa. “Pengging juga melahirkan dua pujangga besar,Yosodipura dan Ronggowarsito. Saya pribadi berpendapat bahwa ATW merupakan suatu padepokan yang mengajak kita untuk napak tilas para leluhur Pengging, kemudian harapan saya semoga tempat ini mampu menjadi wadah kita untuk perenungan dan diskusi tentang banyak hal” jelasnya.

 

Kegiatan yang dihadiri oleh Rektor UNS dan jajaran pimpinan fakultas dan unit ini menyuguhkan pameran seni lukis. Sebagai perwakilan dari FEB disuguhkan pertunjukan Wayang Kulit ringkes selama dua jam dengan dalang Ki Warseno Slenk dan mengangkat lakon yang sama dengan tema kegiatan ini. Seniman dan Dosen FSRD juga praktik melukis secara langsung di depan audiens. (Rensi)