Mengangkat Tema Sejarah Pengadilan di Indonesia, Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS Mengadakan Kuliah Umum
Ungkapan jangan lupakan sejarah (jasmerah) semestinya kita hayati bersama, karena suatu perjalanan menuju masa depan akan lebih kokoh jika kita selalu menoleh sejarah. Mengilhami hal tersebut Program Studi (Prodi) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan Kuliah Umum secara daring melalui Zoom Meeting bertajuk Sejarah Pengadilan di Indonesia pada Senin pagi (26/09/2022) , hadir sebagai narasumber dalam kegiatan kali ini Prof. Dr. Basuki Rekso Wibowo, S.H., M.S. (Dosen Fakultas Hukum, Universitas Nasional Jakarta).
Kepala Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS, Dr. Susanto, M.Hum. dalam sambutannya ketika beliau membuka Kuliah Umum ini mengatakan, kegiatan ini sangat berguna menambah khazanah sejarah di Indonesia khususnya dalam aspek pengadilan. “Sejarah pengadilan itu perlu digali agar kita dapat paham tentang pengadilan barat dan pengadilan tradisional. Forum ini banyak berguna bagi kita semua” katanya.
Melalui materinya Prof. Basuki dengan detail menjelaskan sejarah pengadilan di Indonesia. Menurut beliau sejarah itu bersambung, terlebih lagi sejarah pengadilan yang mesti bergerak dalam mengambil pijakan kebijakan menurut perkembangan zaman. “Secara garis besar, sejarah pengadilan di Indonesia dapat dibagi dan dibedakan dalam dua babak, yaitu sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945” jabarnya.
Dalam penyampaiannya, Prof. Basuki juga menyebutkan bahwa pembagian dan pembedaan masing-masing babak tersebut masih memerlukan deskripsi yang lebih detail, mengingat begitu banyak peristiwa sejarah hukum yang menyertai. “Banyak perjalanan rakyat dalam masa itu (perjalanan bangsa dari dijajah menuju merdeka), karena itu dalam waktu yang terbatas ini saya akan fokuskan menjabarkan tentang sejarah pengadilan setelah Indonesia merdeka” imbuhnya.
Kuliah Umum ini diikuti oleh 131 peserta yang terrekam di Zoom. Adapun peserta terdiri Mahasiswa dan Dosen Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS, pengamat sejarah, serta umum. Mengutip novelis ternama tanah air, Ahmad Fuadi, dia mengatakan bahwa sejarah bukan seni bernostalgia, tapi sejarah adalah ibrah, pelajaran, yang bisa kita tarik ke masa sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. (Rensi)