Memaparkan Peran Akademisi Menjaga Eksistensi Budaya, Dekan FIB UNS Menjadi Narasumber Dialog Khusus RRI Solo
Di era modern saat ini banyak pertanyaan keluar tentang eksistensi budaya, apakah geliatnya masih mampu berdampak dalam pergerakan kemajuan bangsa, dan bagaimana peran akademisi melestarikannya?. Melalui pertanyaan tersebut Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebalas Maret (UNS Surakarta, Prof. Dr. Warto, M.Hum. diundang sebagai narasumber dalam kegiatan Dialog Khusus Pro 1 Radio Republik Indonesia (RRI) Solo pada Senin pagi (31/01/2021) dengan mengangkat tema Menjaga Eksistensi Budaya Jawa.
Melalui penyampaian yang runtut dan detail Prof.Warto menjelaskan bagaimana akademisi memajukan kebudayaan. “Tumbuhkan dulu ekosistem kebudayaan dalam lingkungan sekitarmu, melalui upaya tersebut perlahan akan nampak budaya itu hidup dan kemudian semakin lestari. Ingat, memajukan budaya itu tidak bisa hanya bertepuk sebelah tangan, banyak aspek dan peran dari pelbagai bidang (akademisi, bisnis, masyarakat, pemerintah, dan media)” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung di lobi Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI, dan disiarkan Programa 1 RRI Surakarta pada gelombang FM 101 Mhz AM 972 Khz tersebut menuntun moderator sekaligus pembawa acara, Arfin Muhammad menanyakan peran akademisi dalam memajukan budaya kepada Prof. Warto. Dekan yang juga Dosen Program Studi Ilmu Sejarah FIB tersebut menjelaskan bahwa kegiatan memajukan kebudayaan tertuang melalui aksi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kita sebagai masyarakat akademik dituntut untuk melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu, pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Nah, dari sanalah kita dapat berperan langsung memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat pada umumnya untuk merawat dan mencintai kebudayaan” terang Prof. Warto.
Selain Dekan FIB, hadir juga Wakil Walikota Surakarta, Drs. Teguh Prakoso, Direktur Utama LPP RRI, I Hendrasmo, dan seniman sekaligus dalang, Ki Warseno Slank sebagai narasumber. Disinggung juga dalam forum dialog ini boyband asal Korea Selatan, NCT yang ikut menggunakan lagu Mendung Tanpa Udan dalam konten TikTok mereka. Menurut Teguh hal tersebut merupakan bukti bahwa budaya kita mampu menembus batas zaman. (Rensi)