“Melangkah Semampunya” Karya Mahasiswa Sastra Arab FIB UNS Ajak Untuk Menikmakti Rasa Syukur
“Keraguan adalah musuh terbesar kita, ketidak percayaan akan semua hal yang bisa terlampaui adalah batas diri sendiri yang harus di hancurkan. Percayalah, bahwa ada sebuah hal yang harus diperjuangkan” berikut merupakan penggalan kalimat dari buku Melangkah Semampunya karya dari salah satu Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Zufar Alfaruqi. Melangkah Semampunya mengetuk semangat kita untuk menjelang keadaan dan tantangan dengan lebih legawa.
Melangkah Semampunya merupakan karya kedua dari Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Arab FIB ini, sebelumnya Zufar sudah melahirkan sebuah buku, di dalamnya bercerita tentang suatu keresahan kawula muda terhadap cita-cita, keluarga, dan romansa yang berjudul Gelebah Pos Ronda. Sisi Produktif dapat dinilai dari terlahirnya dua buku selama dua tahun beruntun, melalui Zufar kita akan diajak belajar konsisten berkarya dan menjaring ide.
Menulis merupakan wadah untuk menuangkan gagasan dan keresahan, berikut ungkap Zufar ketika perbincangan kami terjadi secara daring melalui Whatsapp (06/09/2022). “Menulis bagi saya juga dapat mengakomodir perasaan apapun baik bahagia maupun sedih. Daripada gejolak emosinya tidak dapat saya salurkan, yah lebih baik saya menuangkan itu dalam tulisan” ungkapnya.
Karya terbaru dari Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) FIB UNS tahun 2022 ini ingin mengetuk pembacanya tetang rasa sabar, bersyukur, keputusasaan, dan takdir Tuhan. “Saya ingin memberikan gairah positif kepada para pembaca, bahwa menjadi manusia itu adalah memaknai langkah-langkah dalam hidup, belajar bersabar, menikmati syukur, memupuk semangat dan saling menyemangati adalah kunci melangkah dalam kehidupan” jelas Zufar.
Melalui perbincangan kami, mahasiswa kelahiran Denpasar Bali itu juga memberikan beberapa resep kecil untuk tetap produktif berkarya. Zulfar mengaku sering mencatatat beberapa hal simpel yang dia lewati di setiap harinya, dari beberapa catatan kecil tadi akan tersusun menjadi sebuah karya dengan lebih kompleks.
Selain aspek disiplin yang sudah terbentuk dalam diri Zulfar, dia juga mengaku aspek penambah semangat dari sisi eksternal juga diperlukan. Misalnya, dorongan dari prodi. Mahasiswa angkatan 2019 ini mendapatkan rasa percaya diri, melalui nasihat yang diberikan dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Sastra.
“Dukungan dari dosen cukup besar untuk menaikkan kepercayaan diri saya, dulu ketika semester satu, dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Sastra pernah berkata bahwa karya tak pernah salah memilih pasar, tugas kita adalah menulis dengan sebaik-baiknya” papar Zulfar.
Zulfar Alfaruqi, potret mahasiswa yang disiplin mencatat beberapa keresahan kecil hingga produktif membuahkan dua karya indah. Melalui dia kita diajak untuk terus melangkah, lantas melalui karyanya semua diajak menjalani hidup dengan mengedepankan rasa syukur. Akhir perbincangan kami, Zulfar juga memberikan pesan pada Laskar Budaya untuk tetap semangat dalam melakukan segala aktivitas yang bernilai kebaikan. “Manfaatkan ilmu untuk menebar benih-benih positif” pungkasnya. (Rensi)