Page Detail

Laboratorium Vorstenlanden Ciptakan Film Tentang Sejarah Perkebunan dan Kopi

Laboratorium Vorstenlanden Ciptakan Film Tentang Sejarah Perkebunan dan Kopi

Berkampanye tentang sejarah bisa dilakukan dengan bermacam cara, salah satunya dengan sajian film. Berlandaskan hal tersebut Laboratorium Vorstenlanden Program Studi (prodi) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) melahirkan sebuah karya film berjudul Memori Dezentje dan Wirausaha Kopi Nangka. Pengambilan Footage awal dilakukan bersamaan dengan kegiatan praktikum penelitian sumber sejarah lisan, bagi Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS semester V. Kegiatan ini dilaksanakan di desa perkebunan kopi Banyuanyar Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Sabtu pagi (08/10/2022).

Koordinator dalam pembuatan film, Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si. (Dosen Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS), ditemui di lokasi shooting mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang perkebunan Vorstenlanden pada masyarakat umum. “Pembuatan film ini menjadi penting sebagai media pembelajaran sejarah dan informasi bagi pengembangan industri pariwisata di wilayah Surakarta dan sekitarnya yang dulu merupakan wilayah Vorstenlanden” bebernya.

Ditambahkan juga oleh Tundjung, film ini akan menceritakan tentang sejarah industri kopi masyarakat terkait dengan memori Yohanes Agustinus Dezentje yang menjadi pengusaha perkebunan di Vorstenlanden era kolonial awal abad ke-19. “Perkebunan Vorstenlanden di wilayah Ampel Boyolali tidak dapat dipisahkan dari sosok Agustinus Dezentje yang menjadi pengusaha Belanda terkaya di Jawa pada waktu itu. Bahkan makam Agustinus Dezentje juga ada di Situs  Kerkhof Ampel Boyolali” imbuhnya.

Film dengan mengambil genre dokumenter ini rencananya akan berpusat pada cerita perjalanan Agustinus Dezentje, sepak terjang sejarahnya dibeberkan secara rinci oleh Warin Darsono Dezentje (masih memiliki hubungan darah dengan Agustinus Dezentje). Selain Warin, diundang juga Eko Budi Suroso yang merupakan owner Omah Kopi Ngemplak. Dengan kegiatan ini diharapkan kedepan akan dapat dilanjutkan dengan pembuatan film serupa di wilayah perkebunan lainnya di Vorstenlanden. (Rensi)