Page Detail

Kuliah Pakar Prodi S-2 Ilmu Linguistik FIB UNS Angkat Tema Penerjemahan dan Dialektologi di Era Digital

Kuliah Pakar Prodi S-2 Ilmu Linguistik FIB UNS Angkat Tema Penerjemahan dan Dialektologi di Era Digital

Pesatnya perkembangan media digital Program Studi (prodi) S-2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) menyoroti perkembangan penerjemahan dan dialektologi dengan menggelar Kuliah Pakar pada Rabu pagi (20/09/2023) di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas  Sebelas Maret (UNS). Kuliah Pakar kali ini mengundang Dr. Havid Ardi, S.Pd., M.Hum. (Universitas Negeri Padang) dan Prof. Dr. Kisyani, M.Hum. (Universitas Negeri Surabaya) sebagai narasumber.

Plt. Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FIB UNS, Prof. Dr. Tri Wiratno, M.A., membuka kegiatan kali ini. Sementara itu Plt. Kepala Prodi S-2 Ilmu Linguistik FIB UNS, Dr. FX Sawardi, M.Hum., mengatakan bahwa Kuliah Pakar ini penting untuk kita ikuti karena kita akan mengetahui lebih dalam peran penerjemahan dan dialektologi di era digital.

“Seiring majunya media digital ada revolusi bahasa, ada yang banyak berubah di sana, apa lagi bahasa tulis yang digunakan pada platform diskusi daring terdapat istilah “wkwk”, “ckck”, dan masih banyak lagi. Nah berangkat dari keresahan tersebut mari kita mengikuti kuliah ini dengan serius agar dapat menyimpulkan suatu jawaban terkait apakah ilmu dasar tetap dapat eksis, mengingat landasan pendidikan mengerucut pada multi disiplin” ungkap Dr. FX Sawardi.

Narasumber pertama, Dr. Havid Ardi, dalam materinya yang berjudul Penerjemahan di Era Digital: Peluang atau Ancaman? mengatakan bahwa meskipun teknologi semakin maju, peran seorang penerjemah masih sangat dibutuhkan untuk menghubungkan komunikasi dua bahasa yang berbeda. “Mesin terjemahan seperti Google Translate memang praktis dan gratis, namun masih memiliki kekurangan yang sering ditemui. Seorang penerjemah dapat memastikan hasil terjemahan sesuai dengan budaya target dan tidak menyimpang dari maksud dalam bahasa sumber” paparnya.

Prof. Kisyani, sebagai pembicara kedua mengutarakan bahwa digitalisasi akan merawat warisan budaya, karena bahasa selain sebagai alat komunikasi juga berfungsi sebagai penyimpan tata nilai budaya termasuk etika dan moral yang tersimpan dalam berbagai bentuk kebahasaan, antara lain dalam bentuk kosakata, pantun, cerita rakyat, sastra, mitos, legenda, tradisi lisan, dan ungkapan.

Kuliah Pakar diakhiri dengan sesi tanya jawab, peserta terdiri dari mahasiswa prodi S-1, S-2, dan S-3. Kegiatan ini juga disiarkan secara langsung di kanal Youtube FIB UNS. Erwin, Mahasiswa Prodi S-2  Ilmu Linguistik, merasa sangat beruntung dapat mengikuti Kuliah Pakar kali ini karena melalui pemaran narasumber dia dapat menimba pelbagai informasi guna mengapai peminatannya sebagai penerjemah. (Gar/Rensi)