Page Detail

Janitra, Karya Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Ajar Anak Panti Asuhan Bahasa dan Cerita Wayang

Janitra, Karya Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Ajar Anak Panti Asuhan Bahasa dan Cerita Wayang

Mencetuskan suatu karya guna menularkan ilmu bagi masyarakat merupakan kabar terindah yang ditapaki oleh mahasiswa, melangkah dengan semangat itu Angela Gysca Ariella, Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), mengenalkan krida kebahasaan bertajuk Janitra berupa buku cerita wayang berbahasa Indonesia untuk anak dan berbahasa Jawa di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Keluarga Yatim Aisyiyah Bekonang pada Minggu (19/5/2024) pagi.

Janitra lahir untuk menggenapi tugas dalam rangkaian acara Pemilihan Duta Bahasa Jawa Tengah 2024, selain Angela ingin memperkenalkan wayang pada anak-anak yang kurang beruntung. “Melalui Janitra, saya berharap tidak ada lagi masyarakat yang memandang rendah pendidikan anak yang ditinggalkan orang tuanya. Karena semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak” tuturnya.

Angela tidak hanya mengenalkan buku saja, tetapi juga memperlihatkan wujud asli dari tokoh wayang yang menjadi maskot produk tersebut. Dia juga memberi pemahaman kepada anak-anak panti asuhan mengenai penggunaan bahasa Indonesia dan Jawa yang baik dan benar. Wartini sebagai ketua LKSA Panti Asuhan Keluarga Yatim Aisyiyah Bekonang mengaku sangat berterimakasih diadakan kegiatan semacam ini, beliau juga berharap melalui Janitra dapat memperkaya pemahaman anak-anak tentang wayang dan kebahasaan.

“Terima kasih, ya mbak. Saya lihat anak-anak senang mendengarkan cerita wayang yang dibawakan. Anak-anak ini banyak yang tidak bisa berbahasa Jawa, semoga setelahnya bisa menerapkan bahasa Jawa yang baik dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Wartini

Angela mengatakan pendekatan pendidikan yang mengutamakan pengembangan literasi seperti program Janitra dapat membantu menyelesaikan permasalahan literasi bagi anak-anak dengan keluarga tidak utuh dengan cara holistik, termasuk memperkenalkan serta melestarikan budaya dan bahasa Jawa. “Program ini tidak hanya menarik minat anak-anak untuk berliterasi, tetapi juga membantu mereka dalam melestarikan bahasa daerah khususnya bahasa Jawa,” pungkasnya. (Angela/Humas FIB)