Page Detail

Jalan Gelap Arah Menuju Rumah Tuntun Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB UNS Raih Juara III Lomba Cipta Puisi

Jalan Gelap Arah Menuju Rumah Tuntun Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia FIB UNS Raih Juara III Lomba Cipta Puisi

Puisi pada kaidahnya memang untuk menyampaikan gagasan penulis pada suatu peristiwa. Puisi tumbuh menjadi aspek yang bisa menghantarkan mahasiswa meraih prestasi, misalnya saja Erhan Al Farizi, Mahasiswa Program Studi (prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menjadi juara III Lomba Cipta Puisi Sayembara Karya dalam rangka Menyambut Hari Puisi Nasional, HMPS Sasindo DEMA JBSI FBS UNM Periode 2021-2022.

Melalui puisi yang berjudul Jalan Gelap Arah Menuju Rumah, Erhan ingin menghimbau bahwa di masa temaramnya pandemi Covid-19, langkah terbaik untuk bertindak harus sesuai dengan instruksi pemerintah. “Puisi tersebut saya tulis ketika mendekati Lebaran  2021. Pada saat itu kasus Covid-19 meningkat, namun atensi masyarakat untuk mudik juga meningkat. Kalau saya pikir-pikir siapa yang ingin mendengarkan takbir di kota orang?. Namun kasus meningkatnya Covid-19 pada waktu itu tentu perlu diwaspadai” jelasnya.

Erhan yang juga sebagai ketua Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Kelompok Kerja Teater Sastra (Tesa) FIB UNS tahun 2022-2023 ini juga kerap menyuguhkan pentas dengan mengangkat naskah puisi, hal tersebutlah yang menjadi faktor karya puisi tetap diminati bahkan lestari. “Kita boleh belajar dari pujangga ternama seperti Joko Pinurbo, karya beliau dianggap dekat dengan masyarakat karena menggunakan pemilihan diksi yang sederhana seperti angkringan, lebaran, kisah Khong Guan, dan yang lainnya” paparnya ketika obrolan terjalin di Whatsapp (06/06/2022).

Puisi terkadang sering dianggap sebagai karya sastra yang kuno hingga penulisnya terkadang malu untuk mempublikasikannya, namun Erhan pada para teman mahasiswa berpesan bahwa untuk tetap produktif berkarya dengan menulis puisi, karena karya tersebut tetap akan berpijar pada saatnya. “Entah bagaimana pun, pasti suatu saat tulisan itu memiliki nasibnya sendiri” pungkasnya (Rensi)