HUT ke-32 KKTT Wiswakarman FIB UNS Pentaskan Interniran Soewardi
Peringati hari ulang tahun ke-32 Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Kelompok Kerja Teataer Tradisional (KKTT) Wiswakarman Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS gelar pertunjukan bertajuk Interniran Soewardi pada Selasa malam (30/11/2021) di Tetater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Surakarta. Gelaran ini menjawab ambiguity atau bekunya seni tetater di masa pandemi, dengan sangat elegan KKTT Wiswakarman mengemas pertunjukan menarik secara berkelanjutan setiap tahunnya.
Sebelum layar pentas terkembang Prof. Sahid Teguh Widodo, S.S., M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing KKTT Wiswakarman menegaskan, bahwa pertunjukan ini merupakan wujud konsisten dari sebuah organisasi. Prof. Sahid juga mengapresiasi penonton yang memadati Tetaer Arena. “Pentingnya regenasi itu penting, apalagi dalam tubuh teater tradisional. Saya sangat bangga di era modern ini masih banyak anak muda yang menikmati kethoprak, melalui peristiwa ini dapat dipastikan bahwa kita (kethoprak) tak akan padam oleh zaman” ungkapnya.
Interniran Soewardi ini berporos pada cerita kehidupan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara) yang selalu dibayangi peristiwa-peristiwa pedih, melatarbelakangi tindakannya untuk selalu aktif dalam pergerakan nasional bahkan langkahnya dianggap radikal oleh pihak kolonial.
“Pusat cerita dalam pertunjukan ini adalah kebijakan pemungutan pajak untuk memperingati 100 tahun kemerdekaan Belanda kepada seluruh Pribumi, hal tesebut sangat menggores hati Soewardi Soerjaningrat. Dari peristiwa itu terlahir tulisan Als Ik Eens Nederlander was (Seandainya aku seorang Belanda) yang menjadi saklar pemberontakan Pribumi sekaligus awal dari permasalahan yang semakin rumit untuk tiga serangkai” papar Kukuh selaku sutradara.
Adapun pemain yang terlibat dalam pentas ini adalah Gusti, Lucky, Guntur, Shinta, Hendra, Dini, Landhung, Felice, Anggi, Rangga, Icha, Rakha. Dalam rangkaian pentas ini tersirat pesan dari Prof. Tri Wiratno, Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FIB UNS. “Melestarikan seni pertunjukan, khususnya kethoprak menjadi tanggung jawab generasi penerus” pungkasnya. (Rensi)