Page Detail

Hari Pertama Rangkaian Kegiatan KAFIB Semarakan Dies Natalis ke-49 UNS: Diskusi Wayang Beber dan Preservasi Arsip

Hari Pertama Rangkaian Kegiatan KAFIB Semarakan Dies Natalis ke-49 UNS: Diskusi Wayang Beber dan Preservasi Arsip

Semarakan gempita Dies Natalis ke-49 Universitas Sebelas Maret (UNS), Keluarga Alumni Fakultas Ilmu Budaya (KAFIB) menggelar serangkaian kegiatan yang mendukung tema dies  yang diangkat tahun ini “Transformasi Tata Kelola UNS menuju Pendidikan dan Riset yang Unggul, Inklusif, dan Berdampak untuk Kemandirian Bangsa”, Hari pertama (10/03/2025) KAFIB menggelar diskusi tentang Pelestarian Budaya Wayang Beber dan Preservasi Arsip.

Kegiatan ini mengundang Dr. Agoes Hendriyanto dan Tri Hartanto (praktisi dan pewaris Wayang Beber) serta Parno Nusantara, S.T.,M.T.I. (Tim Preservasi Arsip dari Arsip Nasional Republik Indonesia  (ANRI)) sebagai narasumber. Ketua Umum KAFIB, Dr. Kandar, M.A.P dalam sambutannya menyampaikan beberapa informasi salah satunya adalah mengajak seluruh alumni untuk bersama mengukir nama baik fakulas dan universitas.

“Momentum dies natalis ini kita gelar rangkaian kegiatan selama tiga hari, dimulai pada hari ini, kegiatan ini menggenapi pesan dari bapak dekan untuk menginisiasi Alumni Mengajar. Tema tentang Wayang Beber diusung pada hari pertama, karena KAFIB ingin mengajak kita menggali bersama tentang nilai-nilai luhur yang terdapat dalam ceritanya serta dapat kita kaji dan lestarikan,” Dr. Kandar.

Dekan FIB UNS, Dr. Dwi Susanto, S.S., M.Hum., menyampaikan rasa terima kasih pada KAFIB yang sudah menggelar rangakain kegiatan ini. “Saya merasa sangat Bahagia dengan pengurusan KAFIB yang baru ini kegiatannya sungguh luar biasa. Senin tema perbicangan kita adalah Wayang Beber semoga dari kegiatan ini kita akan semakin bersinergi untuk mencerdasakan bangsa,” ungkapnya.

Dalam sesi pertama, Dr. Agoes Hendriyanto dan Tri Hartanto memaparkan kondisi terkini artefak Wayang Beber Tawangalun yang berusia 330 tahun berdasarkan Candra Sengkala pada Jagong 4 gulungan 1. Wayang Beber ini membutuhkan penyelamatan segera, terutama gulungan 1 hingga 3 yang sudah mengalami kerusakan. Artefak yang terbuat dari kertas Daluang ini masih disimpan dalam kotak kayu hitam berisi bulu merak untuk mencegah kerusakan akibat serangga kecil.

Sesi kedua menghadirkan Parno Nusantara, S.T., M.T.I., yang menjelaskan pentingnya preservasi arsip dalam menjaga dokumen bersejarah agar tetap aman dan dapat diakses dalam jangka panjang. Ia menekankan bahwa Wayang Beber Tawangalun perlu segera menjalani proses preservasi agar tetap terjaga nilai sejarah dan filosofisnya.

Menutup kegiatan Dr. Dwi Susanto mengutarakan harapannya bahwa melalui kegiatan ini seoga bisa berdamapak bagi para mahasiswa. “Melalui kegiatan ini adik-adik mahasiswa dapat belajar dari alumni, agar banyak hal yang bisa diambil untuk menjadi bekal guna bersinergi membangun bangsa” pungkas Dr. Dwi Susanto.  (Humas FIB UNS)