Page Detail

Hari Kedua SIMFONI 2021 SKI FIB UNS Gelar Bedah Buku dan Diskusi Psikologi

Hari Kedua SIMFONI 2021 SKI FIB UNS Gelar Bedah Buku dan Diskusi Psikologi

Seminar Nasional SIMFONI 2021 dihari pertama (18/09/2021) rampung degelar oleh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Syiar Kegiatan Islam (SKI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS. Pada hari kedua SIMFONI hadir dengan bedah buku The New Me Life After Crisis dan diskusi tentang aspek psikologis bersama penulis dan psikolog Sinta Yudisia Wisudanti, S.Psi., M.Psi secara daring dengan Zoom Meeting pada Minggu (19/09/2021).

Prof. Dr. Djatmika, M.A. selaku pembina SKI FIB UNS dalam prakatanya menyampaikan bahwa sastra saat ini sudah sangat berkembang pesat, baik dari segi bahasa maupun medianya. “Mangkunegara IV menciptakan karya sastra yang cukup ternama yaitu, Serat Wedhatama. Saat ini sastra sudah sangat modern dengan kemasan yang sangat luwes, baik dari sisi diksi ataupun wadah guna menyebar luaskannya,  Saya mengapresiasi Ibu Sinta Yudisia Wisudanti, selain psikolog beliau juga menghasilkan beberapa karya. Ditambah dalam setiap karyanya selalu menyisipkan unsur dakwah” paparnya.

The New Me Life After Crisis karya Sinta Yudisia mengisyaratkan bahwa dinamika kehidupan yang selalu berubah, semakin bertahap kehidupan juga akan semakin sulit. Dalam buku ini juga menceritakan bentuk survive sang tokoh kala dunia ini dilanda pandemi Covid-19. Sebagai pemateri tunggal dalam kegiatan ini Sinta Yudisia yang notabene psikolog, juga membeberkan cara mengantisipasi rasa stres lewat penyebabnya.

“Kita bisa mengantisipasi jika sudah memahami penyebabnya. Sama halnya seperti stres, mari coba kita urai apa saja penyebab stres dan bagaimana cara menyikapinya. Pertama dalah adaptasi yang baru. Stres akan selalu ada ketika tidak berhasil beradaptasi di setiap situasi yang baru. Kita butuh adaptasi baru untuk mengurangi tekanan. Adanya ancaman, hendaknya lebih bijak bersikap agar semakin paham dengan lingkungan. Terakhir adalah tuntutan atau tekanan. Kapan ini? Kapan itu? Bisa diatasi dengan scheduling. Terkadang tuntutan itu jauh lebih besar daripada kemampuan. Ditambah dengan memasuki lingkungan yang tidak diharapkan. Jika schedule yang dibuat melesat, bisa dievaluasi lagi” jelas Sinta Yudisia.

SIMFONI hari kedua ini dihadiri 112 peserta yang terdiri dari siswa SMA di Surakarta, mahasiswa lintas universitas, prodi, dan angkatan. Akhir pemaparan Sinta Yudisia juga menyinggung tentang  blessing in disguise. Menurutnya Tuhan tidak pernah memberikan suatu masalah tanpa ada jalan keluarnya dan pasti persoalan semakin berat, semakin besar juga anugerahnya. “Intinya adalah blessing in disguise. Ada hikmah di balik bencana, ada hikmah dibalik segala sesuatu”pungkasnya. (Rensi)