Page Detail

Grup Riset Filologi Prodi Sastra Daerah FIB UNS Menyapa Warga Pajang Dengan Berbagi Tips Obat Pegel Linu

Grup Riset Filologi Prodi Sastra Daerah FIB UNS Menyapa Warga Pajang Dengan Berbagi Tips Obat Pegel Linu

Filosofi Jawa sering mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu memayu hayuning jiwa (menjaga kebaikan jiwa), sebagai contoh nyata adalah diciptakannya tumbuhan yang dapat diolah dan memberikan dampak kesehatan bagi tubuh kita, kultur Jawa sering menyebutnya dengan jamu. Berangkat dari hal tersebut Grup Riset Filologi Prodi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS  mengadakan penyuluhan tentang obat-obatan tradisional Jawa bertajuk Pegel Linu dalam Naskah Jawa Kuna di Kelurahan Pajang Laweyan Surakarta pada Selasa (5/10/2021).

Adapun kegiatan ini didasari pemikiran kurang dimanfaatkannya obat-obatan tradisional yang banyak terdapat di Jawa bahkan banyak yang tumbuh di sekitar rumah. Hal ini disebabkan masyarakat belum mengenal tumbuh-tumbuhan obat dan manfaatnya bagi kesehatan. Hadir sebagai pembicara Dr. Supana, M.Hum dan Drs. Imam Sutarjo, M.Hum, kegiatan ini dimoderatori oleh Drs. Sisyono Eko Widodo, M.Hum. Ketiganya merupakan dosen prodi Sastra Daerah FIB.

Imam Sutarjo membahas tentang obat pegel linu menurut naskah kuna Serat Kawruh Bab Jampi-jampi Jawi. “Tersurat dalam naskah klasifikasi pegel beserta obatnya antara lain, pegel linu pada ruas-ruas obatnya: akar besaran dipotong-potong diberi air dan airnya dioleskan di ruas-ruas. Kepala terasa pegal, ramuannya: daun turi merah tiga potong, adas dua, pulasari dua ros jari, dilumatkan dan dibungkus dlm kapuk, airnya diperas lalu dimasukkan dalam hidung. Sakit pinggang atau tulang, ramuannya: tulang ikan nus (beluntak) panjangnya satu jari, jahe tiga potong, brambang tiga biji, diberi air cuka lalu ditampelkan di pinggang, dan diikat dengan daun pisang” paparnya.

Sebagai pembicara kedua, Dr. Supana menyampaikan beberapa obat yang terdapat dalam Serat Centhini, menurut beliau hal tersebut perlu diketahui banyak orang karena di dalamnya berisi tentang penyakit  yang kerap dijumpai di masyarakat sekaligus obat dan penanganannya. “Obat batuk yaitu umbi kunir, terasi merah, asam tua, air santan kelapa,  semua bahan dicampur lalu diminum. Obat batuk lainnya yaitu minyak kelapa, kunci, dan asam tua, dicampur lalu diminum. Obat sakit gigi yaitu darah semut dan gula kelapa. Pengobatannya dilakukan dengan cara menempelkan ramuan pada gigi yang sakit. Obat untuk gigi yang sangat sakit yaitu bawang putih dan asam. Keduanya dihaluskan kemudian ditempelkan pada gigi yang terasa sakit” jelasnya.

Ditambahkan juga oleh Dr. Supana yang juga menjabat sebagai Kepala Prodi Sastra Derah tersebut, menurutnya dengan diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan masyarakat lebih memahami obat-obatan tradisional yang banyak terdapat di Jawa atau bahkan di lingkungan sekitar rumahnya. Kegiatan secara luring ini bertempat di Gedung Pertemuan Blag-Bligan Pajang RW 12 Kalurahan Pajang, yang dihadiri oleh perangkat kelurahan Pajang dan warga di lingkungan RW setempat. (Rensi)