Genap 8 Tahun Berdiri, Teater OASE Prodi Sastra Arab FIB UNS, Gelar Pentas Virtual dengan Judul Majnun Laila
Peringati milad ke-8 tahun kelompok kerja Teater Oase prodi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB), UNS, menggelar pentas monolog secara virtual berjudul Majnun Laila. Karena pandemi Covid-19 yang mengharuskan pembatasan kerumunan, Teater Oase harus menyiasati pementasannya, dengan cara take video sajian Majnun Laila terlebih dahulu pada (20/10/2020) yang menggambil tempat di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), kemudian releas dibagi menjadi tiga episode, pada Minggu (29/11/2020), Sabtu (6/12/2020) dan Minggu (13/12/2020). Pementasan ini disutradarai oleh Faturrahman (mahasiswa prodi Sastra Arab angkatan 2017) dan disiarkan melalui kanal Youtube Teater Oase.
Majnun Laila dipilih karena carita ini sangat populer, hingga banyak sastrawan membuat kisah yang senafas. Lewat cerita ini diharapkan banyak penonton yang mengetahui alur kisahnya. Majnun Laila merupakan naskah drama karya Ahmad Syauqi yang berasal dari Mesir. Ceritanya berpusat pada kisah percintaan antara Qais bin Mulawwih dan Laila binti Mahdi bin Sa’d yang tidak disetujui oleh ayah Laila. Akibat hal itu Qais menjadi frustasi kemudian pergis dari rumah dan dianggap menjadi gila. Hal tersebutlah yang menjadi faktor Qais dipanggil Majnun (gila, dalam bahasa Arab).
“Dalam pementasan kali ini kami menggambil karya dari sastrawan modern Ahmad Syauqi, beliau berasal dari Mesir. Dalam kisahnya, Majnun yang memiliki nama Qais bin Mulawwih adalah kekasih dari Laila binti Mahdi bin Sa’d. Dalam kisahnya Qais dan Laila jatuh cinta satu sama lain. Namun, cinta Qais tidak mendapatkan restu dari ayah Laila, keduanya harus berpisah serta menanggung rindu. Saking cinta Qais pada Laila dia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumahnya hingga dijuliki Majnun alias gila. Sedangakan Laila harus menjalani hidup tanpa rasa bahagia, karena cintanya pada Qais tidak memperoleh restu ayahnya. Kisah cinta keduanya harus berkahir dengan tragis, diceritakan bahawa Laila meninggal dan kemudian disusul oleh Qais” terang Faturrahman.
Selain tontonan dan tuntunan pementasan kali ini, adalah wujud nyata konsistensi Teater Oase untuk terus berproses dan berkarya “Semboyan ikhlas, tulus, dan tidak sakit hati merupakan kunci sukses yang terus dipegang OASE hingga saat ini untuk terus berkarya. Semoga apa yang OASE bawakan bisa membawa semangat untuk seluruh anak bangsa dalam berproses dan berkarya” imbuh Ritcia Antonni, selaku stage manager (SM) pentas Majnun Laila.
Harapan dari pementasan Majnun Lalila juga diutarakan Ritcia Antonni, semoga mahasiswa, civitas akademika UNS, dan khalayak umum terbuka untuk mengenal karya sastra Timur Tengah. Hal tersebutlah yang dianggap mampu menjadi penyemangat Teater Oase untuk mempersembahkan pertunjukan yang menghibur dan berkualitas. (Rensi)