FIB UNS gelar Kuliah Umum Bertajuk Pendekatan Budaya dalam Pengelolaan Aset PT. Kereta Api Indonesia
Deru laju modernisasi ataupun kemajuan jaman yang kencang terkadang juga memunculkan masalah baru, sebagai pribadi adaptif kita harus lekas mencari solusi untuk mengurai masalah tersebut. Beberapa pendekatan dapat diambil lantas dioptimalkan sebagai solusi, salah satu pendekatan yang dianggap efektif melumpuhkan permasalahan sosial adalah pendekatan budaya. Berkaca dari hal tersebut Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) gelar Kuliah Umum bertajuk Pendekatan Budaya dalam Pengelolaan Aset PT Kereta Api Indonesia.
Kuliah Umum ini digelar pada Kamis pagi (19/10/2023) di Ruang Seminar FIB UNS, kegiatan ini mengundang M. Nurul Huda Dwi Santosa, selaku Executive Vice President of Non Railway Assets PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dekan FIB UNS, Prof. Dr. Warto, M.Hum, dalam sambutannya mengatakan bahwa melalui kegiatan ini para peserta akan mendapatkan perspektif baru. Prof. Warto juga menyinggung tentang bagaimana pendekatan budaya dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan konflik asset di PT KAI.
“Mengayuh ulang ingatan tentang Jangka Jaya Baya yang mengatakan besok yen wes ono kereta tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, iku tanda jamane Jaya Baya wes cedak (Besok jika sudah ada kereta tanpa kuda, tanah Jawa berkalung besi, berarti itu pertanda bahwa jaman Jaya Baya sudah dekat). Nah dari cerita itu sepenggal dapat diartikan bahwa saat ini zaman sudah maju, kereta sudah berkembang, bahkan saat ini sudah ada kereta Whoosh (kereta cepat). Melalui kuliah ini kita akan melihat PT KAI dari angle yang berbeda, bersama kita akan belajar bagaimana aspek pendekatan budaya yang diterapkan oleh PT KAI mampu menjadi solusi keluar dari beberapa masalah” tutur Prof. Warto sebelum membuka Kuliah Umum.
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini terdiri dari para mahasiswa FIB UNS lintas program studi dan angkatan, tercatat 200 peserta berada di dalam ruangan dan antusias mengikuti kegiatan. Dr. Waskito Widi Wardojo, S.S., M.A. (Kepala Program Studi Ilmu Sejarah FIB) yang bertindak sebagai moderator diskusi menghantarkan M. Nurul Huda memaparkan dengan lebih dalam terkait pendekatan budaya dalam pengelolaan asset PT KAI. Membuka dengan pantun kemudian M. Nurul Huda mengatakan bahwa budaya digunakan sebagai desain aset PT KAI sesuai dengan daerah, misalnya ada di Stasiun Balapan, Solo terdapat ornamen batik.
“Ayu ting ting ke Surabara, naik kereta mampir Solo Balapan, memanglah penting aspek budaya, dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai upaya untuk melestarikan budaya, mengingat bahwa budaya merupakan identitas adiluhung bangsa, PT KAI membuat desain di stasiun atau aset lainnya dengan konsep sesuai budaya daerah tersebut. Penggunaan istilah atau bahasa daerah juga digunakan sebagai penanda atau identitas. Terdapat juga ornamen batik di Whoosh” ungkapnya M. Nurul Huda.
Para peserta dengan antusias melesatkan beberapa pertanyaan pada narasumber, Kuliah Umum ditutup dengan sesi foto bersama. Melalui kegiatan ini kita sebagai sivitas akademika FIB UNS dapat sedikit lega, pasalnya dibasuh pemahaman tentang pendekatan budaya dapat mereduksi permasalahan yang ada di masyarakat. Aspek terpentingnya adalah bagaimana kita sebanyak mungkin menyemai pemahaman untuk proses okupasi guna mengorak pelbagai tantangan. (Gar/Rensi)