FIB UNS Gandeng PUI Javanologi dan MAKN Gelar Seminar Kerajaan Nusantara
Membangun relasi dan berkolaborasi kemudian menggelar kegiatan guna membabarkan persepsi keilmuan kepada masyarakat menjadi tugas suatu perguruan tinggi, berangkat dari hal tersebut Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) berkolaborasi dengan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi UNS menggandeng Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN), menggelar Seminar Kerajaan Nusantara dengan mengangkat tajuk Peran Kerajaan Nusantara Menyongsong Indonesia Emas 2045.
Seminar Kerajaan Nusantara ini dilaksanakan pada Minggu (15/12/2024) pagi di Ballroom UNS Tower dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube PUI Javanologi UNS. Slameto Dwi Maryono, S.H., M.H., Staf Ahli Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat, PYM. Edward Syah Pernong dari Kerajaan Skala Brak Lampung, Prof. K.P. Sahid Hadinagoro, M.Hum., Ph.D., Pamardi Budaya Karaton Kasunanan Surakarta, Prof. Dr. Warto, M.Hum., Guru Besar FIB UNS, dan KRT Djuyamto Rekso Pradoto, S.H., M.H., Pemerhati Budaya sekaligus Alumnus UNS sebagai narasumber.
Ketua MAKN, Dr. KPH. Wirabhumi, dalam sambutannya menjabarkan peran kerajaan Nusantara dalam mendirikan Negara Republik Indonesia, selain itu beliuau juga menjelaskan tantangan kerajaan di Nusantara. Maka beliau mengusulkan bagaimana caranya semua potensi yang dimiliki keraton atau kerajaan di Nusantara dapat berkontribusi dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kita harus bersinergi merancang suatu cara agar semua potensi yang dimiliki keraton atau kerajaan di Nusantara dapat berkontribusi dalam membangun bangsa,” paparnya.
Seminar ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Penelitian, Prof. Dr. Fitria Rahmawati, S.Si., M.Si., dalam sambutannya beliau mengatakan tujuan menggali kontribusi kerajaan sebagai modal sosial, simbolik, dan budaya dalam mewujudkan keindonesiaan serta mendukung suksesnya Indonesia Emas 2045. “Kami memiliki keyakinan bahwa peran dan kiprah untuk suksesnya Indonesia Emas 2045 dapat dilaksanakan oleh kerajaan di Nusantara, di mana kerajaan di Nusantara memiliki akar tradisi budaya dan persatuan kultural sosial dengan masyarakat di sekitarnya,” ungkapnya.
Sesi pemaparan, Slameto menerangkan materinya yang bertajuk Pendaftaran Tanah Ulayat dan Tanah Negara dalam Sistem Hukum Tanah Nasional, pemaparan kemudian dilanjut oleh Prof. Sahid yang membahas tentang peluang dan tantangan dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. “Karaton memiliki peluang luas ikut berkontribusi menuju Indonesia Emas 2045. Beberapa tantangan yang muncul menjadi wungkul bengkar yang menguji keseriusan dan kesungguhan pemangku di dalamnya,” jelas Prof. Sahid.
Prof. Warto mewakili kalangan sivitas akademika berbagi pengetahuan dengan topik “Peran Kerajaan Nusantara Menyongsong Indonesia Emas 2045 dalam Perspektif Sejarah”. Senada dengan Prof. Warto, PYM. Edward Syah Pernong dan KRT Djuyamto Rekso Pradoto hadir memberi pemahaman serupa yang masing-masing dalam perspektif MAKN dan perspektif budaya. Sesi seminar kemudian ditutup dengan diskusi serta tanya jawab. Acara dilanjutkan dengan Musyawarah Agung MAKN. Kegiatan ini merupakan bentuk upaya UNS untuk dapat mewujudkan SDGs ke 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Humas FIB UNS)