Dosen Sastra Indonesia FIB UNS Garap Film Gunung Kemukus Guna Sampaikan Nilai Budaya
Relung budaya kaya akan makna dan bisa dikaji bahkan dapat diambil nilainya sebagai solusi untuk permasalahan masa kini. Menerka hal tersebut Dosen Program Studi (prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A. menyadari bahwa suatu makna budaya harus disampaikan dengan sajian yang menarik, berangkat dari sana beliau turut andil dalam penggarapan film bergenre dokudrama berjudul Gunung Kemukus.
Sebuah film yang didanai oleh Kedaireka UNS ini mengajak serta dosen sekaligus filolog FIB UNS tersebut untuk menulis naskah filmnya. Dalam naskahnya Asep menceritakan bahwa Kemukus merupakan tempat yang sebenarnya dirancang sebagai propaganda Belanda (masa penjajahan Indonesia) untuk melemahkan perlawanan dari masyarakat Jawa.
“Gunung Kemukus tidak dapat dilepaskan dengan makam Pangeran Samudra, mitos, dan sejarahnya. Ratusan tahun tempat ini telah dijadikan “prostitusi terselubung” dengan dalih untuk mencari Pesugihan. Padahal, mitos tersebut dibuat oleh pihak Belanda sebagai bentuk proxy war untuk melemahkan perlawanan rakyat Jawa (pasca perang Diponegoro). Proxy war menjadi bagian strategi devide et imperum, di mana kemiskinan menjadi celah untuk melemahkan semangat perjuangan rakyat Jawa” ungkap Asep.
Bertemu di sela kesibukan (14/02/2023) Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Ilmu Filologi tersebut mengatakan bahwa pembuatan film ini bermaksud mengajak segenap stakeholder untuk lebih peduli lagi terhadap peninggalan budaya warisan nenek moyang agar tidak punah, jika ditilik lebih mendalam hal tersebut membawa nilai kebermanfaatan yang lebih karena bisa menjadi magnet pariwisata budaya (dengan menggalakkan desa wisata), tidak diakui atau diklaim oleh negara tetangga. (Gar/Rensi)