Dosen Sastra Daerah FIB UNS, Ajak Lestarikan Lingkungan Melalui Tembang Macapat
Gempuran globalisasi saat ini seolah membentuk pagar beton yang kuat hingga membuat pemahaman tentang lingkungan menjadi gagu, sebagai masyarakat akademik kita wajib mencari cara yang lebih luwes dan mudah diterima dari segala sekat, salah satunya adalah melalui budaya. Hal tersebut diamalkan oleh Dosen Program Studi (prodi) Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Drs. Sutarjo, M.Hum., yang menggubah tiga tembang Macapat menjadi tembang dengan nada ajakan untuk melestarikan lingkungan.
Melangkah dengan maksud terpuji tembang yang digubah oleh Sutarjo kemudian diunggah di kanal Youtube FIB UNS agar banyak pasang mata yang melihat dan menikmati, sisi lebih dalam lagi agar maksud dari tembang tersebut dapat menyentil siapapun untuk sadar akan pelestarian lingkungan. Ada tiga tembang Macapat yang digubah oleh dosen mata kuliah Retorika Jawa ini antara lain Durma, Sinom, dan Dhandhannggula.
Ditemui sela kesibukannya, Sutarjo menjelaskan maksud lirik yang beliau ciptakan. “Selaras dengan program Green Campus UNS saya ingin menyampaikan pesan sadar lingkungan dengan tembang. Salah satu arti lirik yang saya tulis agar menjaga suatu hubungan harmonis antara manusia dengan alam semesta, kemudian dalam gubahan tembang Durma liriknya bercerita tentang gambaran Dewa Ruci (dipilih sebagai lambang FIB) yang memiliki watak jujur dan sederhana” ungkapnya.
“Samya rumangsa memetri lingkungan ingkang asri, tanem subur tirta cukup katon ngremenken, galih hawa seger nir polusi, kanthi tansah hambabar budaya Jawa (semua warga (UNS) mari merasa memiliki dan melestarikan lingkungan, yang indah mempesona tanaman subur hijau air cukup, sangat menyenangkan hati udara segar tanpa polusi, selalu berusaha mengembangkan budaya Jawa)” melalui lirik tersebut diharapkan semua penikmat tembang dari dosen yang juga dalang ini dapat menjaga keindahan lingkungan.
Terkadang beberapa pesan harus disampaikan dengan kesenian atau budaya, diharapkan dari aspek estetik suatu suguhan budaya banyak orang akan menjalani pesan yang diisyaratkan. Harapan besar dari Sutarjo dan fakultas melalui tembang gubahan ini melagu merdu bagi para Sivitas Akademika UNS pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya. (Gar/Rensi)