Page Detail

Dosen Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS Bahas Perilaku Politik Ulama NU  dalam  Serial Seminar Sejarah FIB UGM

Dosen Prodi Ilmu Sejarah FIB UNS Bahas Perilaku Politik Ulama NU dalam Serial Seminar Sejarah FIB UGM

Dr. M. Bagus Sekar Alam, S.S.,M.Si. dosen prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS, menjadi pembicara dalam Serial Seminar Sejarah FIB UGM pada Jumat (19/03/2021). Membaca Perilaku Politik Ulama NU di Eks-Karesidenan Surakarta (Dari Pemilu 1971 sampai Pemilu 1999) menjadi judul materi yang dijabarkan oleh dosen pengampu mata kuliah Pemetaan Teoritis Negara Orde Baru.  

Kegiatan yang disiarkan langsung memalui platform Zoom Cloud Meeting ini di moderatori oleh Dr. Asti Kurniawati, M.Hum  (FIB UNS). Dalam pemaparannya Dr. Bagus menyinggung perihal fenomena peran ulama di masyarakat  tidak hanya sebagai tokoh agama, tetapi juga elite politik dan beberapa  faktor pendorong ulama terlibat dalam politik. 

Menurut dosen kelahiran Sukoharjo ini faktor pendorong mengapa ulama terjun dalam dunia politik karena pada masa itu doktrin agama yang kurang kentara memisahkan Islam dan politik, kemudian sisi legitimasi historis yang memperlihatkan ulama berpolitik sudah lama dan berlangsung secara continue.

“Islam agama komprehensif yang ajarannya mengatur semua kehidupan, termasuk politik dan pemerintahan. Keterlibatan ulama dalam urusan politik tidak lain karena usahanya memperjuangkan aspek-aspek keagamaan dalam pengelolaan negara,  kemudian faktor kedua adalah sisi legitimasi historis atau fakta sejarah memperlihatkan pergumulan ulama dengan dunia politik yang sudah berlangsung lama bersamaan dengan proses Islamisasi di Nusantara” jelas Dr. Bagus. 

Dalam kegiatan rutin dua mingguan ini Dr. Bagus juga menjabarkan tenteng tujuan secara pragmatis ulama berpolitik. “Penelitian dan pengamatan saya mengerucutkan dua tujuan pragmatis ulama berpolitik. Pertama adalah alasan agama, khususnya usaha mengawal produk undang-undang agar tidak menyalahi hukum, kedua faktor kesejahteraan dalam aspek ekonomi” ungkapnya. 

Sebagai penutup paparannya Dr. Bagus mengatakan bahwa ulama NU memiliki keluwesan dalam berpolitik, hal tersebut teridentifikasi dari eksperimentasi politik yang mereka lakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek  kemaslahatan, tingkat resiko politik dan keamanan demi terjaminnya penegakan praktek keagamaan.

Kegiatan ini digagas oleh Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra M.A., M.Phil, Guru Besar Prodi Antropologi, FIB UGM dengan tajuk Menulis Masa Silam Menatap Masa Depan.  Rangkaian seminar ini  berlangsung selama lima bulan (22/01/2021 -28/05/2021) dan dilaksanakan setiap dwi mingguan jatuh pada hari Jumat. (Rensi)