Dorong Kemajuan Laboratorium, FIB UNS Gelar FGD
Laboratorium merupakan salah satu pelengkap guna mendukung maksimalnya aspek pendidikan, melek akan hal tersebut Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebeleas Maret (UNS) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Identifikasi Kebutuhan Laboratorium untuk Pembelajaran Bidang Ilmu Humaniora pada Senin pagi (14/11/2022) di Ruang Grand Rukmi Lorin Hotel, Karanganyar. Kegiatan yang dimoderatori oleh Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., Dosen Program Studi (prodi) Sastra Indonesia FIB UNS ini mengundang dua narasumber yang siap memberikan pandangan anyar terkait pengelolaan Laboratorium.
Dekan FIB UNS, Prof. Dr. Warto, M.Hum., setelah menyapa para peserta FGD yang terdiri dari kepala laboratorium di FIB UNS, kepala prodi, dan admin prodi. Beliau menyampaikan terima kasih atas dilaksanakannya kegiatan ini, menurutnya laboratorium adalah salah satu amunisi bagi universitas untuk selangkah menuju target.
"Target UNS itu mencapai rangking 6000 dunia, nah salah satu daya dukungnya adalah laboratorium. Melalui laboratorium banyak pengalaman pendidikan baru yang bisa terakses di sana, karena itu FGD ini adalah salah satu wadah bagi kita untuk mengambil informasi sebanyak mungkin agar kedepan laboratorium kita lebih baik" terang Prof. Warto.
Narasumber pertama Ira Pramudarmardhani, S. S., M. Pd., Dosen FKIP Universitas Bangun Nusantara, Sukoharjo. Sebagai ketua laboratorium sejarah beliau menularkan informasi terkait teknis perawatan. "Kami beri nama laboratorium sejarah dengan Rumah Arca, di dalamnya terdapat koleksi cagar budaya. Cara paling kentara kami untuk merawat Rumah Arca yaitu melibatkan para mahasiswa untuk membersihkan sekaligus menata koleksi laboratorium, mari kita ubah tantangan menjadi peluang"ungkapnya.
Narasumber kedua SF Lukfianka Sanjaya Purnama, S.S. M.A., M. Hum., Dosen UIN Raden Mas Said, Surakarta menyinggung tentang laboratorium yang menggunakan aplikasi untuk penyandang disabilitas. "Kami bersinergi antara dosen dan mahasiswa membuat suatu platform untuk memudahkan penyandang tunanetra agar lebih nyaman menikmati ataupun memahami suguhan deskripsi suatu tempat (sudah diaplikasikan di Museum Keris, Solo)" paparnya dengan menarik.
Kegiatan ini merupakan suatu langkah komprehensif menuju penggarapan Laboratorium FIB UNS agar menjadi laboratorium yang lebih tertata, lengkap, dan maju. FGD dengan jumlah 50 orang peserta ini ditutup dengan sesi tanya jawab. (Rensi)