Page Detail

Cerita Farren, Mahasiswa Prodi BMKT FIB UNS, Sabet Juara II Lomba Chinese Bridge

Cerita Farren, Mahasiswa Prodi BMKT FIB UNS, Sabet Juara II Lomba Chinese Bridge

Fokus dan berusaha merupakan langkah signifikan untuk mencapai sebuah kesuksesan, hal tersebut yang menjadi pengantar Mahasiswa Program Studi (prodi) Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), Faris Renaldy, berhasil memperoleh Juara II Lomba Chinese Bridge Chinese Proficiency Competition.

Berjibaku merobohkan kekurangan, Faris Renaldy, akrab dipanggil Farren, bersua secara daring melalui Whatsapp mahasiswa angkatan 2022 ini, mengatakan bahwa sempat tidak percaya diri karena kurang memiliki keterampilan kesenian guna sajian dalam kompetisi. “Awalnya saya tidak tertarik, karena tahun lalu saya sempat mengikuti seleksi lomba ini tapi tidak lolos karena saya kurang memiliki aspek kesenian yang bisa saya tampilkan. Namun, kali ini saya memiliki sebuah rencana untuk belajar alat musik bernama Guzheng untuk saya tampilkan di perlombaan tersebut” ungkapnya.

Farren juga bercerita tentang usahanya belajar bermain Guzheng. Guzheng merupakan alat musik petik yang menjadi ciri khas budaya Tiongkok. “Saya sama sekali belum pernah memainkannya, untuk mengatasinya saya harus berlatih, oleh karena itu hampir setiap hari saya berlatih Guzheng ketika waktu saya sedang luang seperti jeda antar kelas, walaupun hanya ada waktu sekitar 30 menit, akan saya manfaatkan sekali waktu tersebut untuk berlatih bermain alat musik tersebut” tuturnya.

Pesan menarik untuk membakar semangat teman-teman mahasiswa FIB UNS juga disampaikan oleh Farren. Lantang dia mengatakan bahwa jangan terjebak pada pertanyaan “kenapa harus mengikuti perlombaan?” Atau “apa kemampuanmu?”. Menurutnya hasil sesuatu usaha akan mengikuti awal langkah perjalanan dimulai, jika dimulai dengan positif hasilpun akan mengikutinya.

“Saya sendiri saja sebenarnya tidak menduga untuk mendapatkan juara kedua di perlombaan ini, peserta lainnya juga di mata saya terlihat sangat kompeten dan terlihat seperti sudah dari kecil belajar Bahasa Mandarin. Tapi hal itu tidak membuat saya berkecil hati dan merasa melakukan hal yang sia-sia. Kalaupun saya tidak menang itupun juga tidak masalah karena saya telah belajar banyak hal. Tidak ada hal yang sia-sia jika kita mengikuti suatu hal yang positif, hal yang mendorong kita keluar dari zona nyaman, dan hal yang mendorong kita untuk berubah menjadi lebih baik lagi.” Pungkasnya (Humas FIB)