Page Detail

Beberkan Peluang Lulusan Prodi Sastra Arab, Kaprodi Sastra Arab FIB UNS Siaran di Radio Persada

Beberkan Peluang Lulusan Prodi Sastra Arab, Kaprodi Sastra Arab FIB UNS Siaran di Radio Persada

Era modern saat ini banyak sekali bepulang bagi lulusan Sastra Arab meniti karier, terlebih lagi bahas Arab juga digunakan oleh hampir 26 negara di dunia, menyengat semangat masyarakat melalui siaran di Radio Persada, Ketua Program Studi (Prodi) Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) menjadi narasumber dalam acara Kabar Persada Akhir Pekan dengan mengusung tajuk Bahasa Arab untuk Indonesia dan Dunia.

Kegiatan ini disiarkan secara langsung pada Sabtu (14/12/2024) pagi. Dr. Reza dalam pemaparannya mengatakan bahwa dinamika kawasan Timur Tengah telah membuka mata dunia akan pentingnya pemahaman komprehensif tentang dunia Arab. "Bahasa Arab tidak hanya menjadi bahasa resmi di 26 negara dan digunakan oleh lebih dari 400 juta penutur, tetapi juga menjadi bahasa liturgi bagi 1,8 miliar umat Muslim di dunia. Ini menjadikannya kunci untuk memahami budaya dan peradaban Islam," jelas Reza. Menurutnya, faktor inilah yang membuat program studi berbasis bahasa Arab tetap diminati.

Dr. Reza juga menjelaskan bagaimana Prodi Sastra Arab menghadapi tantangan global. “Prodi Sastra Arab tidak hanya sekadar mengajarkan bahasa. Namun, mahasiswa dibekali pemahaman mendalam tentang linguistik Arab, kesusastraan klasik hingga modern, sejarah peradaban Islam, dan kajian budaya Timur Tengah. Pemahaman komprehensif ini menjadi modal penting bagi lulusan untuk berkarier sebagai peneliti, analis budaya, atau diplomat yang memahami kompleksitas sosial-budaya dunia Arab,” ujarnya.

Selain bidang akademis dan diplomasi, Dr. Reza melihat peluang baru di sektor pariwisata halal yang sedang berkembang. "Tren kunjungan wisatawan dari negara-negara Arab ke Indonesia terus meningkat. Ini membuka peluang bagi lulusan yang mahir berbahasa Arab untuk berkarier di industri pariwisata dan perhotelan. Kebutuhan akan pemandu wisata, interpreter, dan tenaga profesional yang memahami bahasa dan budaya Arab akan terus meningkat seiring dengan pengembangan destinasi wisata halal di berbagai daerah," tutup Reza. (Rilis Pers Dr. Reza/ Humas FIB)