Page Detail

Bahas Cara Menulis Kreatif,  Prodi Sastra Indonesia FIB UNS Gelar Pelatihan Kebahasaan dan Industri Kreatif

Bahas Cara Menulis Kreatif, Prodi Sastra Indonesia FIB UNS Gelar Pelatihan Kebahasaan dan Industri Kreatif

Menulislah maka kamu akan menemukan banyak keajaiban melalui hasil karyamu, ungkapan tersebut yang melandasi Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) mengadakan Pelatihan Kebahasaan dan Industri Kreatif Mahasiswa pada Kamis pagi (16/06/2022) secara hybrid. Melalui kegiatan ini prodi ingin memberikan mahasiswanya pengetahuan atau tuntunan untuk menemukan tempat di industri kreatif dengan kemampuan menulis.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, seorang penulis naskah skenario FTV di salah satu rumah produksi dan Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, Dr. Ari Wulandari, M.Hum. Ketua Prodi Sastra Indonesia FIB UNS, Dr. Dwi Susanto, S.S., M.Hum. dalam sambutannya menghimbau agar seluruh peserta dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya. “Gali informasi, gali pengetahuan, dan gali pengalaman untuk kalian menata masa depan” paparnya.

Ari yang merupakan penulis Cahaya dari Lereng Gunung Merapi sebuah autobiografi dari Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. ini memaparkan materinya yang berjudul Peluang Karir Penulisan Kreatif. Dalam materinya beliau memaparkan tentang definisi menulis kreatif, selain itu Ari juga menjabarkan bahwa menulis itu butuh niat bukan bakat.

“Menulis kreatif itu berbeda dari tulisan ilmiah. Menulis kreatif itu menulis popular, wujudnya juga pelbagai tulisan yang banyak diminati masyarakat, mengingat dewasa ini sarana publikasi melalui media sosial sangat beragam jadi kita dapat menciptakan karya yang mudah dan enak dikonsumsi bagi mereka” terang Ari.

 Gulir pemaparan Ari juga menyinggung tentang keterampilan menulis itu diperlukan disemua bidang pekerjaan. “Sadarilah bahwa semua bidang pekerjaan pasti membutuhkan keterampilan menulis. Misalnya, membuat rekap dan menulis laporan pekerjaan sebagian besar kerap dikemas dalam bentuk narasi” imbuhnya.

Dalam materinya perempuan yang mendirikan Griya Kinoysan University  ini juga menjelaskan tentang beberapa modal menulis kreatif. Misalnya, percaya diri, memilih jenis tulisan, memilih media publikasi, memiliki daya juang, terus belajar dan inovatif. Kegiatan ini adalah upaya Sastra Indonesia membekali mahasiswanya dengan kemantapan melangkah serta aspek fokus menjelang industri kreatif yang semakin dinamis.(Rensi)