Page Detail

Alumni Mengajar FIB UNS Hadirkan Dirjen Kementerian Kebudayaan RI

Alumni Mengajar FIB UNS Hadirkan Dirjen Kementerian Kebudayaan RI

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Alumni Mengajar dengan menghadirkan narasumber Dr. Restu Gunawan, M.Hum.. Restu Gunawan merupakan alumni Program Studi (prodi) Ilmu Sejarah FIB UNS yang lulus tahun 1992. Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (27/11/2025) pagi secara hybrid. Adapun tema yang diusung mengenai Peran Mahasiswa dalam Memajukan Kebudayaan.

Kegiatan yang dimoderatori oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FIB UNS, Dr. Yusana Sasanti Dadtun, M.Hum., ini dibuka oleh Dekan FIB UNS, Dr. Dwi Susanto, S.S., M.Hum. Dalam sambutannya, Dwi Susanto mengatakan bahwa Alumni Mengajar ini sangat bermanfaat bagi para peserta yang terdiri dari mahasiswa lintas  prodi di lingkungan FIB UNS. Para mahasiswa akan mendapatkan pemahaman tentang cara memajukan kebudayaan.

Melalui materi berjudul The Power of Culture, Restu Gunawan mengajak para peserta merenung bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar. “Asisten Direktur Jenderal United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Fransesco Bandarin, dalam pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, pada Sidang Umum UNESCO yang berlangsung di Markas Besar UNESCO di Paris pada bulan November 2017 mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara adidaya di bidang kebudayaan,” paparnya.

Restu Gunawan coba menyengat semangat para peserta dengan mengatakan bahwa mahasiswa merupakan duta budaya. “Adik-adik mahasiswa kalian merupakan duta budaya. Mahasiswa itu harus terlibat dalam kegiatan kebudayaan. Mahasiswa seharusnya turut serta mempromosikan kearifan lokal di kancah global melalui pelbagai platform,” imbuhnya.

Pemaparan pamungkas dari penulis Enskilopedi Tokoh Kebudayaan Indonesia ini mengajak para peserta untuk merubah paradigma tentang budaya. “Jika dulu kita melihat budaya adalah biaya, sekarang kita harus memandang budaya sebagai warisan dan investasi. Kemudian jika pandangan masih mengarah pada budaya adalah kesenian, kita harus merubahnya dengan pandangan baru bahwa seni adalah bagian dari kebudayaan. Kebudayaan bukan hanya masa lalu, namun masa kini dan masa yang akan datang,” tutup Restu Gunawan.

(Humas/ WD II FIB UNS)